Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Zhao Dun

Di masa musim semi dan musim gugur (chu qiu), ada seorang raja bernama Jin Ling Gong yang suka membunuh, banyak curiga dan mudah berubah pendirian. Ia memiliki seorang menteri bernama Zhao Dun. Karena jujur tulus dan apa adanya, maka jia Raja Jin Ling Gong melakukan kesalahan, Zhao Dun selalu secara langsung tanpa takut memberikan nasehat dan pandangannya, sehingga membuat Raja Jin Ling Gong tidak senang, dalam hatinya ingin sekali membunuh Zhao Dun.

Jin Ling Gong lalu membuat sebuah jebakan. Suatu hari, secara khusus ia mengadakan sebuah perjamuan untuk menjamu Zhao Dun, namun diam-diam mengutus orang untuk menghadang dan membunuh Zhao Dun dalam perjalanan pulang setelah ia minum sampai mabuk . Zhao Dun tak tahu ini adalah jebakan, maka dengan senang hati pergi menghadiri perjamuan tersebut. Di dalam perjamuan, Jin Ling Gong pura-pura berniat baik terus menerus menawarkan Zhao Dun minum arak, setelah minum 3 kali keliling,  saat akan minum lagi, pengawas Zhao Dun bernama Ti Er Ming segera berjalan ke sisinya dan berkata, "Menemani raja minum arak lebih dari 3 cangkir itu kurang sopan." Setelah berkata, Ti Er Ming Memapah Zhao Dun untuk pergi, ternyata ia sudah mengerti maksud dan siasat raja, maka ia menyelamatkan Zhao Dun untuk pergi. Jin Ling Gong melihat siasatnya gagal, lalu melepaskan seekor anjing lapar untuk mengejarnya, namun keberanian Ti Er Ming melebihi orang lain, gerakannya sangat gesit dan cepat, langsung membuhun anjing jahat itu. Saat mereka beruntung terlepas dari bahaya, siapa sangka di tengah jalan bertemu prajurit penghadang yang mendadak menyergap dari empat penjuru. Mereka memberikan perlawanan sambil melarikan diri, membunuh beberapa orang prajurit. Namun sangat tidak beruntung, Ti Er Ming terbunuh karena kekuatan tubuhnya tak bisa bertahan. Di saat kritis, di antara pasukan penghadang, tiba-tiba muncul seorang prajurit yang segera bertempur dengan sisa prajurit penghadang dan memukul mundur mereka. Orang ini bernama Ling Zhe.

Dari bahaya berubah menjadi selamat, dalam hati Zhao Dun merasa takut juga bersyukur, lalu menanyakan nama prajurit pemberani tersebut dan mengapa ia mau membantu? Prajurit pemberani berkata, "Saya adalah orang yang kelaparan di bawah pohon murbei", tanpa memberitahukan namanya, selesai berkata ia membalikkan badan langsung pergi.

Zhao Dun berpikir cukup lama baru teringat, ternyata di suatu hari saat berjalan-jalan di luar kota, ia melihat seorang berpakaian compang-camping berbaring di bawah pohon murbei, berwajah pucat, kuning dan kurus, kelihatan sangat kasihan. Zhao Dun menghampiri dan mendengar suara keluhan yang sangat lemah, Zhao Dun mengira orang itu sakit, lalu berjongkok dan bertanya, "Apakah anda sakit?"

Orang itu membuka kedua matanya yang tak bersemangat, dengan rasa terima kasih memandangnya, lalu menggunakan tangannya menunjuk ke arah perutnya dan mengatakan bahwa ia sudah tiga hari tak makan. Bergegas Zhao Dun mengutus orang pulang ke rumah mengambilkan makanan untuk orang itu. Begitu menerima makanan, orang itu segera makan, namun hanya setengahnya, sisanya dibungkus dan disimpan di dalam kantong baju.

Zhao Dun merasa aneh, dengan wajah curiga bertanya padanya, "Bukankah anda sudah tiga hari tidak makan? Mengapa Anda membungkus makanan itu dan tidak memakannya lagi?"
Orang itu menjawab, "Tidak mau membohongi Anda, saya katakan terus terang, bahwa saya telah tiga tahun meninggalkan rumah, tidak tahu apakah ibu saya masih hidup atau tidak ? Tempat ini tidak jauh dari rumah, saya ingin membawa makanan ini ke rumah untuk ibu."

"Oh! Ternyata demikian." Zhao Dun sangat terharu oleh laku baktinya, lalu mengutus orang pulang ke rumah untuk menyiapkan sebungkus makanan yang lebih baik, agar orang itu bisa membawanya pulang ke rumah untuk bakti pada ibunya.

Selanjutnya Zhao Dun lupa akan kejadian ini. Setelah diingatkan, baru Zhao Dun teringat kembali. Setelah orang itu pergi jauh, Zhao Dun tak bisa menahan diri untuk berbicara seorang diri, "tidak terpikirkan, tidak disengaja menyelamatkan orang lain, ternyata malah menyelamatkan diri sendiri."

Kesimpulan :
Di dalam Kitab Zhong Yong dikatakan Firman Tian dinamai watak sejati. Hidup mengikuti watak sejati dinamai menempuh Jalan Suci. Bimbingan menempuh Jalan Suci dinamai agama (Zhong Yong Bab Utama 1).
Mengzi memperluas maknanya, mengajarkan watak yang baik, beliau memberikan perumpamaan, misalnya saat anda melihat seorang anak kecil yang hampir jatuh ke dalam sumur,  di saat yang begitu kritis anda pasti dengan hati yang tak tega, tak perlu berpikir panjang langsung menyelamatkannya. Kejadian nyata ini membuktikan bahwa setiap orang memiliki sebuah hati cinta kasih yang dikaruniakan Tuhan. Setiap orang asalkan bisa mengembangkan cinta kasih memiliki sifat seorang junzi. Tapi sangat disayangkan orang-orang di dunia banyak yang telah melupakan bahwa di dalam dirinya memiliki pusaka ini, sehingga bertindak sewenang-wenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH