Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Dialog Kebangsaan: Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman

Diliput oleh Tan Sudemi

Dialog Kebangsaan dengan tema Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman, acara ini digagas oleh PAC GP Ansor Tangerang, Orang Muda Khatolik (OMK) Gereja Santo Agustinus, Pengurus Cabang HIKMAH BUDDHI (Himpunan Mahasiswa Buddhis) Kota Tangerang, Muda mudi Khongcu Bio. Acara ini diselenggarakan  bertempat di Khongcu Bio Jalan Ki Samaun No.145 Pasar Lama Kota Tangerang, pada hari Sabtu, 26 Mei 2018, jam 16.00 . Khongcu Bio merupakan tempat Ibadah Agama Khonghucu menjadi tuan rumah penyelenggara dialog kebangsaan.  

Dialog Kebangsaan ini merupakan Jilid II, yang diharapkan dapat menciptakan kerukunan, menciptakan nilai-nilai toleransi dan kerukunan umat beragama diharapkan tokoh-tokoh agama maupun pemuka-pemuka agama dari semua agama untuk menyampaikan ajaran cinta kasih sehingga menampilkan bahwa tidak ada satu pun ajaran agama yang mengajarkan kekerasan yang bisa memecah belah persatua bangsa.

Dalam sambutan pembukaan Jajat Sudrajat Ketua PAC GP Ansor Kota Tangerang, menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan oleh PAC GP Ansor Tangerang, Orang Muda Khatolik (OMK) Gereja Santo Agustinus, Pengurus Cabang HIKMAH BUDDHI (Himpunan Mahasiswa Buddhis) Kota Tangerang, Muda mudi Khonghucu, merupakan Komunitas Kebangsaan yang tidak ada kaitannya dengan organisasi politik mana pun, forum lintas agama atau pun Forum Kerukunan Umat Beragama. Bukan perbedaan agama yang ingin kita terbangkan tetapi karena rasa nasionalisme, kebersamaan, meski kita beragam-ragam suku, berbeda agama tetapi memiliki visi yang sama yaitu menciptakan kerukunan umat beragama khususnya di Kota Tangerang.

Ketua Khongcu Bio Kota Tangerang Yap Cheng Guan dalam sambutannya menyatakan acara ini perlu diapreasiasi untuk menjaga bersama  persamaan ini demi mencapai damai sejahtera. Dalam kata penutupnya tak lupa mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa khususnya umat Muslim.

Romo Stefanus Suwarno Pastor Gereja Santo Agustinus Karawaci sebagai pembicara pertama, menyatakan bahwa kita ini seperti pelangi, keindahan yang dapat kita rasakan meski berbeda agama. Mencintai bangsa itu adalah sebagian dari iman, semua agama mengajarkan kebaikan, cinta kasih, mengajar iman kepada Sang Pemilik Kehidupan tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Iman itu diwujudkan dalam perbuatan nyata yaitu cinta. Cinta kepada tanah air, cinta kepada sesama, cinta kepada orang-orang disekitar kita. Jangan biarkan kekerasan, perpecahan diantara kita tapi kita lawan perbuatan dengan cinta kasih.

Ws.Rudy Gunawijaya Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Provinsi Banten, mengatakan bahwa kekerasan agama merupakan bagian dari peninggalan Belanda yakni politik adu domba, padahal sebenarnya kita adalah satu, Indonesia. Kita harus menjaga negeri ini, jangan sampai terpecah belah hanya kepentingan sesaat, jangan karena kepentingan politik sesaat kita akhirnya tercerai berai.

Ustad Choiruri Thohir dari (Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama Kota Tangerang) mengatakan jika kamu tidak ada alasan mencintai agama lain, cintailah mereka sebagai manusia. Lebih lanjut Ustad Choiruri Thohir mengatakan Jika kita bersahabat dengan orang yang berbeda agama, tidak akan menghilangkan keimanan kita. Semakin orang mengerti bermacam-macam agama maka orang itu akan semakin kuat dengan agamanya sendiri.

YM. Bhante Agadipho Anando (Ketua Yayasan Pannadhika Bodhisatta) sebagai pembicara terakhir menyatakan cinta tanah air itu wajib, karena itu keharmonisan negara harus dijaga bersama. Diungkapkannya, kita dilahirkan sudah berbeda. Sekarang berbeda agama karena kecocokan sesuai keyakinan masing-masing tapi bukan batasan agar kita dapat terus menjalin kebersamaan. Mau tidak mau kita wajib sama-sama menjaga NKRI demi keutuhan bangsa Indonesia.

Acara ini juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Gereja Katolik Santo Agustinus. Paduan Suara tersebut menyanyikan lagu Yaa Lal Wathon, Hymne Khongcu dan Kita Bhinneka Kita Indonesia. Lagu ini  menjadi penyemangat dan pengingat untuk mencintai tanah air kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dialog ini diakhir dengan buka bersama yang dihadiri lebih kurang 150 orang, seperti pelangi yang memancarkan keindahan dan kedamaian para tokoh agama membagikan takjil kepada saudara kita kaum muslim yang menunaikan ibadah puasa. Semoga kerukunan ini mampu mewujudkan Indonesia yang harmonis, damai dan sejahtera jauh dari kekerasan pada SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH