Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Hidup Harmonis Laksana Musik

Penulis : Ir.Suboko

BELAKANGAN ini banyak dipentaskan aneka macam musik di mana-mana, baik di Indonesia maupun mancanegara yang themanya adalah solidaritas untuk korban tsunami di Asia. Penampil-penampil musik itu terdiri dari berbagai macam bangsa, bermacam etnis dan diselenggarakan di berbagai negara tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu menghimpun dana untuk membantu para korban bencana alam tsunami di Asia yang terdiri dari berbagai macam bangsa dan etnis. Demikianlah musik, sifatnya universal tidak membeda-bedakan.
Seluruh alun suara (musik), lahir dari hati manusia dan musik menjalinkan hubungan mereka yang beragam dalam perbedaannya. Maka pemahaman dalam membedakan suara akan dapat mengerti tentang musik. Musik menjadikan kebersamaan dan kebersamaan yang timbul karena musik lewat kebudayaan, menjadikan keharmonisan. Musik menunjukkan ‘beda budaya’, tetapi memadukan ‘rasa’; Indah harmonis dalam kebersamaan, hal yang pokok dalam musik.
Kita mengenal banyak ‘aliran’ musik, dari musik Klasik hingga musik Pop dengan instrumen yang beraneka-ragam sesuai ‘alirannya’. Disamping itu, kita juga kenal istilah musik ‘Kontemporer’ – ‘aliran’ musik yang tidak terikat (bebas dari) ‘pakem’ secara umum. Kelompok ini (Kontemporer) sering menggabungkan instrumen musik dari berbagai ‘aliran’. Jangan heran kalau ada alat musik tradisionil yang dipentaskan bersama-sama alat musik modern, bahkan tak mustahil alat musik dari etnis tertentu (etno-musik) tampil bercampur dengan etno-musik lain. Lebih ‘gila’ lagi ada seniman musik mengexpresikan seni-musik dengan alat dapur seperti wajan, dandang, panci,botol, gelas, sendok-garpu,dll. ini semua menunjukkan sifat musik itu universal !

Tengah, itulah pokok besar daripada dunia
dan keharmonisan itulah cara menempuh Jalan Suci di dunia.
Bila dapat terselenggara Tengah dan Harmonis,
kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi, segenap makhluk dan benda akan terpelihara.
(Tiong Yong Utama : 4 & 5)

Intisari ilustrasi musik di atas menunjuk pentingnya menjaga kondisi ‘Hoo’ – harmoni kehidupan ini, yang tak lepas dari spirit ‘Tiong’ – sikap tengah, tak miring atau menyebelah. Tengah dan harmonis memang keseimbangan yang dinamis dari segala di alam semesta dan terutama dalam tata hubungan insan di muka bumi. Maka dikatakan, bila terselenggara tengah dan harmonis, kesejahteraan meliputi langit bumi, segenap makhluk dan benda akan terpelihara.
Maka seorang Kuncu bersikap harmonis, tidak hanyut; betapa perwira dia !
Bersikap Tengah dalam pendirian dan tidak goyah; betapa perwira dia!
(Tiong Yong IX : 5)
Seorang Kuncu yang bijaksana dan luhur budi selalu mampu menjaga keharmonisan dan tak terjebak serta hanyut; Iapun senantiasa bersikap tengah – tepat teguh dalam pendirian, tak mudah goyah; inilah keperwiraan seorang yang mampu harmonis, bersikap tengah, tegak dalam pendirian yang tak menyebelah, tanpa melanda. Nasehat Kitab Tiong Yong di atas jelas mencakup hal terpenting bagi manusia. Tiap orang punya karakter berbeda, tiap kelompok pasti punya ciri-khasnya sendiri. Banyak perbedaan yang dapat menimbulkan pertentangan, hanyut dalam persepsi masing-masing; lebih jauh menyebabkan antar individu, yang pada gilirannya antar kelompok individu merasa persepsi mereka yang paling baik dan betul. Sehingga saling bersaing, saling merasa benar, ujung-ujungnya menciptakan konflik, sikap berlawanan, saling menyerang. Tiada lagi fikiran jernih, lenyaplah rasa mengindahkan fihak lain, semuanya di’seragam’kan, yang ‘kuat’ memakan (predator) terhadap yang ‘lemah. Kemana dunia ini mengarah? Percaturan, persaingan dan ‘peperangan’ tiada hentinya, hancurnya rasa saling membutuhkan, saling mengasihi dan saling dipercaya!

Nabi (Khongcu) bersabda:
Bangunkan hatimu dengan Sanjak; Tegakkan pribadimu dengan Kesusilaan
Dan sempurnakan dirimu dengan Musik
(Lun Gi VIII : 8)

Dengan mempelajari isi dari Kitab Sanjak akan tahu bagaimana berbicara secara baik (sikap etis); mempelajari Kitab Kesusilaan akan teguh pribadi dan pendiriannya (sikap tengah); mempelajari Kitab Musik terwujud kebersamaan dalam ‘rasa’ (sikap harmonis) !
Seperti telah diketahui bahwa manusia itu terdiri dari Roh (unsur Yang, +) dan Nyawa (unsur Im, -), maka musik merupakan salah satu kebutuhan dari Roh sedangkan Nyawa yang terdiri dari badan/tubuh perlu adanya makanan. Keseimbangan antara kebutuhan Roh dan Nyawa inilah yang disebut dengan harmonis dan keadaan harmonis inilah yang di cita-citakan setiap manusia agar dirinya mencapai kebahagiaan.**

(SSumber : http://pontianakpost.com/index.php)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH