Suatu hari, Nabi
Kongzi mengajak murid-muridnya mengunjungi Miau leluhur Bangsawan Huan dari
Negeri Lu untuk menghormatinya. Di dalam Miau itu Nabi Kongzi melihat sebuah
alat yang aneh. Alat itu berbentuk tabung bulat, diikat dan digantung dengan
rantai pada tiang penggantungannya. Nabi Kongzi bertanya kepada penjaga Miau
tentang alat itu, dan dijawab bahwa alat itu bernama Pot Qi atau Yu Coo. Nabi
Kongzi bersabda, “Saya mendengar Pot Qi itu suatu alat yang miring bila kosong,
tegak lurus bila diisi secukupnya dan terbalik bila kepenuhan, maka rajasuci
menempatkannya disamping takhta untuk menyempurnakan imannya dengan tujuan
memperingatkan diri sendiri.
Nabi Kongzi
menyuruh muridnya mengambil segayung air dan menuangkannya ke dalam pot,
segayung demi segayung. Saat setengah penuh, pot tersebut tegak dengan mantap
dan seimbang. Saat dituangi air sampai penuh pot tersebut terbalik dan airnya
tumpah keluar. Dan saat kosong, pot itu kembali ke posisi miring. Nabi Kongzi
bersabda, “Demikianlah, betapa pot qi atau Yu Coo tidak terbalik bila tidak
kepenuhan.
Zi Lu bertanya,
“Bagaimana agar tidak kepenuhan?” Nabi Kongzi bersabda, “Kalau kamu cerdas,
pandai, cakap dan bijaksana, simpanlah dengan sikap seolah-olah bodoh. Biar
jasa memenuhi kolong langit, simpanlah dengan suka mengalah. Biar keberanianmu
dapat menggetarkan dunia, simpanlah dengan sikap rendah hati. Dan biar kekayaan
memenuhi empat lautan, simpanlah dengan keserdehanaan. Demikianlah Jalan Suci
menghindari dari bencana itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH