LAKU Bakti/ Xiao, mempunyai makna imani “Memuliakan Hubungan”. Hal tersebut dapat dilihat dari huruf Xiao, yang terdiri dari dua bangunan huruf, dibagian atas huruf Lao, yang berarti tua, dan dibagian bawah huruf Zi, yang berarti anak, sehingga seakan-akan menggambarkan; “Anak Mendukung/ Menjunjung Orang Tua” atau berpengertian yang dijunjung oleh anak dengan sepenuh hati. Secara bebas anak diartikan “hamba”(dalam mengabdi), sehingga secara umum Laku Bakti/ Xiao dapat diartikan “Memuliakan/ Pemulihan Hubungan” antara yang lebih “rendah” kepada yang lebih “tinggi”.Kemudian kalau kita perhatikan huruf Jiao/ Agama merupakan gabungan huruf Xiao/ Laku Bakti dan Wen/ Ajaran. Sedangkan Wen mempunyai arti teori, ajaran, sastra, budaya. Dengan demikian terlihat bahwa Jiao dapat disimpulkan/ diartikan secara bebas sebagai: ”Agama adalah Ajaran tentang Menjunjung/ Memuliakan hubungan aspek kehidupan manusia sebagai kodrat yang difirmankan Tuhan Yang Maha Esa”, hal tersebut tersirat dalam sabda Nabi Kongzi sebagai berikut: “Diantara watak-watak yang terdapat antara langit dan bumi sesungguhnya manusialah termulia. Diantara perilaku manusia tiada yang lebih besar daripada Laku Bakti. Di dalam Laku Bakti tiada yang lebih besar daripada menaruh hormat dan memuliakan orangtua, dan hormat memuliakan orangtua itu tiada yang lebih besar dari pada selaras dan harmonis kepada Tuhan”. Kitab Bakti/ Xiao Jing; IX:2.Betapa luas dan dalam pengertian imani akan Laku Bakti itu, sudah terungkapkan makna dan hakekatnya melalui ayat diatas. Bahwasannya manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang termulia adalah mahluk yang lengkap terdiri daya hidup jasmani dan daya hidup rohani, dalam pengamalan dan penerapan bakti dikehidupan sehari-hari menurut ajaran Agama Khonghucu sungguh mencakup segala dimensi kehidupannya. Oleh karenanya sebagai manusia ciptaanNya wajib menempuh hidup selaras dengan FirmanNya. Ini adalah merupakan Perintah/ Hukum Suci Tuhan dimana manusia yang telah dikaruniai Kebajikan Tuhan/ Tian De haruslah senantiasa merawat dan mengamalkannya dalam kehidupan agar memperoleh kebahagiaan. Hal tersebut akan terungkapkan dalam sabda-sabda Nabi sebagai berikut:“Sesungguhnya Laku Bakti itu ialah pokok Kebajikan; daripadanya ajaran Agama berkembang. Tubuh, anggota badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan bunda; (maka), perbuatan tidak berani membiarkannya rusak dan luka, itulah pemulaan Laku Bakti”.“Menegakkan diri hidup menempuh Jalan Suci, meninggalkan nama baik di jaman kemudian sehingga memuliakan ayah-bunga, itulah akhir Laku Bakti. Sesungguhnya Laku Bakti itu dimulai dengan mengabdi kepada orang tua, selanjutnya mengabdi kepada pimpinan dan akhirnya menegakkan diri”. Kitab Bakti/ Xiao Jing; I : 4,5.“Senantiasa ingatlah kepada leluhurmu, binalah Kebajikan. Paculah hidupmu selaras dengan Firman Tuhan, maka engkau akan mendapatkan banyak kebahagiaan”. Shi Jing; I.I.6Tentang laku bakti dalam ajaran Nabi Kongzi seringkali disalah-artikan, dikatakannya Laku Bakti/ Xiao sering disalah gunakan oleh orang-orang Tionghoa yaitu untuk menuntut anak-anaknya agar lebih berbakti kepada orang tua, sedangkan orang tua melupakan kewajibannya. Bahkan juga dikatakan laku bakti terlalu mengutamakan keluarga atau kepentingan pribadi, daripada kepentingan umum. Hal tersebut adalah pengertian yang salah tentang laku bakti. Laku Bakti itu dimulai dengan melayani orang tua, selanjutnya mengabdi kepada pemimpin dan akhirnya menegakkan diri. Merawat tubuh yang diwariskan oleh orang tua dan tidak membiarkan rusak atau menyia-nyiakan dengan perbuatan yang tidak benar (seperti penyalah gunaan narkoba), itulah permulaan dari laku bakti. Menegakkan diri hidup menempuh Jalan Suci, sesuai dengan bimbingan agama, meninggalkan nama baik di jaman kemudian sehingga memuliakan ayah bunda itulah akhir laku bakti. Jadi sebenarnya laku bakti itu dimulai dari diri sendiri, lalu dikembangkan di dalam keluarga kemudian keluar kepada pemimpin masyarakat/ negara dan lingkungannya, dan bila seluruh rakyat mampu melaksanakannya maka di dalam negara akan damai dan sejahtera. Demikianlah dikatakan laku bakti itu adalah sebagai pokok kebajikan.Cingcu / Zeng Zi berkata : “Sungguh besar makna laku bakti.”Nabi bersabda :“Sesungguhnya laku bakti itu ialah Hukum Suci Tuhan, Kebenaran daripada Bumi, dan (yang) wajib menjadi perilaku rakyat. Hukum Suci Tuhan dan Kebenaran Bumi itulah yang menjadi suri tauladan rakyat. Bila hal iani (bakti) diturut dunia, maka dalam pendidikan tidak diperlukan kekerasan akan berhasil; Dalam pemerintahan tidak diperlukan kebengisan hukuman, semuanya terselenggara.”Xiao Jing VIICingcu/ Zeng Zi berkata,”Pohon-pohonan dipotong hanya bila tepat pada waktunya. Burung, hewan dipotong hanya bila tepat pada waktunya.” Nabi bersabda,”Sekali memotong pohon, sekali memotong hewan, tidak tepat pada waktunya, itu tidak berbakti”.( lee ki/ li ji xxiv)
(Penulis : Ir.Suboko)
bAGUS
BalasHapus