Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Lui Ching


Lui Ching, seorang petani yang termasuk karena kekayaannya. Tak seorangpun di desanya yang tidak mengenal Lui Ching.Suatu ketika Lui Ching mendapat musibah. Anaknya semata wayang sakit keras. Lui Ching telah mendatangkan berpuluh-puluh tabib untuk menyembuhkan penyakit putra satu-satunya itu,namun tak satupun yang berhasil menyembuhkan sakitnya.
Sejak putranya sakit,setiap tengah malam Lui Ching selalu melakukan sembahyang. Suatu kebiasaan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. "Ya Tuhan,mohon sembuhkan penyakit putraku !" pinta Lui Ching tiap malam.
Namun,penyakit putranya belum kunjung sembuh. "Mungkin Tuhan belum mendengar doaku",pikir Lui Ching. Lalu Lui Ching mengucapkan setiap doa dengan suara keras. Hingga akhirnya salah satu seorang tetangga mendengarnya.
"Lui Ching,mungkin Tuhan sedang mengujimu.Selama ini kulihat baru kali ini kau mau sembahyang. Kau mungkin kurang memperhatikan lingkungan sekitarmu. Lihatlah ke sekeliling. Di desa ini cuma kau orang yang paling berkecukupan. Namun,tak pernah kau sumbangkan sedikit hartamu untuk yang kekurangan".Seketika itu juga Lui Ching marah,buru-buru ia masuk ke dalam rumah sambil mengumpat.
Pagi harinya,sakit putra Lui Ching bertambah parah. Lui Ching mulai kebingungan. "Tabibpun tak ada yang dapat menyembuhkan. Kepada siapa lagi aku harus minta tolong? "kata Lui Ching.Lalu teringat kata-kata tetangganya semalam. Ia mulai merenung. "Benarkah demikian ? kalau begitu akan kukatakan pada Tuhan,jika Tuhan benar-benar menyembuhkan sakit anakku,akan kujual 2 ekor kerbauku,dan uangnya akan kusumbangkan untuk penduduk desa."kata Lui Ching dalam hati. Lalu iapun mengucapkan janjinya itu dalam doa di malam berikutnya.
Satu minggu kemudian,Lui Ching merasa gembira. Putranya sudah benar-benar sembuh dari sakit. Maka mau tak mau Lui Ching harus melaksanakan janjinya. Lui Ching lalu pergi ke pasar dengan membawa 2 ekor kerbau dan satu ekor ayam.
"Hei,pak,aku mau menjual kerbau dan ayam ini," kata Lui Ching pada seorang pedagang itu lalu menanyakan harganya.
"Dua ekor kerbau ini kujual seratus ribu rupiah, tapi jika kau ingin membeli kerbaunya, kau juga harus membeli ayam ini seharga tiga juta rupiah" kata Lui Ching. "Apa Bapak tidak salah, dua kerbau cuma seratus ribu, sedang satu ekor ayam tiga juta rupiah? sahut si pedagang pasar. "Ya, aku tidak salah, memang itu harga yang aku berikan," tukas Lui Ching.
"Baiklah, kalau begitu aku beli kerbau dan ayamnya," kata pedagang menyatakan setuju.
Lui Ching benar-benar memenuhi janjinya. Uang hasil penjualan kerbau sebesar seratus ribu ia sumbangkan ke penduduk desanya. Sisanya, tiga juta rupiah, hasil penjualan seekor ayam, ia simpan untuk dirinya sendiri.
Apa yang dapat kita petik dari cerita ini? Rasanya pembaca lebih tahu jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH