Penulis : Tan Sudemi
Hanya Kebajikan berkenan kepada Tuhan, tiada jarak jauh tidak terjangkau, kesombongan mengundang rugi, kerendahan hati menerima berkah, demikianlah senantiasa Jalan Suci Tuhan. (Su king)
Tuhan melihat kebajikanmu, junjung permuliakanlah Jalan Suci Tuhan sehingga senantiasa menjaga Firman Tuhan. Jalan Suci Tuhan memberi bahagia kepada kebaikan dan memberi bencana kepada perbuatan sesat. (Su king).
Sungguh-sungguh sebulat hati menjunjung kebajikan, itu sungguh menjadi tempat sentosa tanpa batas berlaksa jaman. (Su king III : 6)
Sungguh milikilah yang satu-satunya itu : Kebajikan. Sungguh kepadanya Tuhan berkenan, akan menerima Firman Tuhan yang gemilang itu. Bukannya Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan melindungi yang satu ialah kebajikan. (Su king III : 8)
Senantiasa baharukan kebajikan itu, dari awal hingga akhir tetap satu, senantiasa dari hari ke hari baharu. (Su king III : 8)
Sebentar lagi kita akan memasuki Tahun Baru Im lek 2561, tepatnya pada tahun masehi jatuh pada tanggal 14 Februari 2010. Pada tanggal 24 bulan 12 Im lek Coo kun (Dewa Dapur) melaporkan segala perbuatan baik atau buruk kepada Tian selama satu tahun penuh. Pada hari itulah umat Khonghucu melakukan persembahyangan dirumah masing-masing sementara di Lithang diadakan upacara persembahyangan Kenaikan Coo kun atau Hari Persaudaraan. Sebelum memasuki tahun baru Im lek, umat Khonghucu atau umat Ru Jiao diwajibkan untuk berdana untuk saudara-saudara kita yang tergolong fakir miskin , anak yatim piatu atau orang yang tidak mampu secara ekonomi.
Apakah Toochien sudah berdana ? Banyak orang kaya yang tidak mau berdana alasannya karena tidak tahu, karena sudah berdana untuk yang lain sebelumnya! Orang yang berharta tidak bersedia mengeluarkan dana untuk kebajikan, dia itu sungguh-sungguh pencuri kebajikan alias korupsi. Tidak ada satupun yang tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini!!! Hidup ini tidak pasti namun kematian itu pasti akan datang menjemput kita, seperti sabda Nabi Khongzi “Pagi mendengar Jalan Suci, sore hari mati pun ikhlas”. Apa yang kita bawa sebagai bentuk petanggungjawaban kepada Tian? Hanya satu yaitu Kebajikan, Tian hanya berpihak kepada mereka yang mengumpulkan benih kebajikan bukanlah Tian berpihak kepada orang kaya, pejabat, rohaniwan, cuma satu : Kebajikan, yang boleh sampai kehadapan Tian.
Bersyukurlah ketika anda ditakdirkan menjadi orang kaya, hamparan karpet merah terbentang dihadapan anda. Anda berkesempatan untuk berbuat kebajikan, banyak cara yang bisa anda lakukan dengan harta anda, tidak seperti golongan miskin. Bersykukurlah ketika anda takdirkan menjadi orang miskin, banyak hikmat yang anda alami, kedekatan kepada Tian dan perjuangan untuk menghindarkan duri-duri dari pinjakkan kaki anda.
Tuhan melihat kebajikanmu, junjung permuliakanlah Jalan Suci Tuhan sehingga senantiasa menjaga Firman Tuhan. Jalan Suci Tuhan memberi bahagia kepada kebaikan dan memberi bencana kepada perbuatan sesat. (Su king).
Sungguh-sungguh sebulat hati menjunjung kebajikan, itu sungguh menjadi tempat sentosa tanpa batas berlaksa jaman. (Su king III : 6)
Sungguh milikilah yang satu-satunya itu : Kebajikan. Sungguh kepadanya Tuhan berkenan, akan menerima Firman Tuhan yang gemilang itu. Bukannya Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan melindungi yang satu ialah kebajikan. (Su king III : 8)
Senantiasa baharukan kebajikan itu, dari awal hingga akhir tetap satu, senantiasa dari hari ke hari baharu. (Su king III : 8)
Sebentar lagi kita akan memasuki Tahun Baru Im lek 2561, tepatnya pada tahun masehi jatuh pada tanggal 14 Februari 2010. Pada tanggal 24 bulan 12 Im lek Coo kun (Dewa Dapur) melaporkan segala perbuatan baik atau buruk kepada Tian selama satu tahun penuh. Pada hari itulah umat Khonghucu melakukan persembahyangan dirumah masing-masing sementara di Lithang diadakan upacara persembahyangan Kenaikan Coo kun atau Hari Persaudaraan. Sebelum memasuki tahun baru Im lek, umat Khonghucu atau umat Ru Jiao diwajibkan untuk berdana untuk saudara-saudara kita yang tergolong fakir miskin , anak yatim piatu atau orang yang tidak mampu secara ekonomi.
Apakah Toochien sudah berdana ? Banyak orang kaya yang tidak mau berdana alasannya karena tidak tahu, karena sudah berdana untuk yang lain sebelumnya! Orang yang berharta tidak bersedia mengeluarkan dana untuk kebajikan, dia itu sungguh-sungguh pencuri kebajikan alias korupsi. Tidak ada satupun yang tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini!!! Hidup ini tidak pasti namun kematian itu pasti akan datang menjemput kita, seperti sabda Nabi Khongzi “Pagi mendengar Jalan Suci, sore hari mati pun ikhlas”. Apa yang kita bawa sebagai bentuk petanggungjawaban kepada Tian? Hanya satu yaitu Kebajikan, Tian hanya berpihak kepada mereka yang mengumpulkan benih kebajikan bukanlah Tian berpihak kepada orang kaya, pejabat, rohaniwan, cuma satu : Kebajikan, yang boleh sampai kehadapan Tian.
Bersyukurlah ketika anda ditakdirkan menjadi orang kaya, hamparan karpet merah terbentang dihadapan anda. Anda berkesempatan untuk berbuat kebajikan, banyak cara yang bisa anda lakukan dengan harta anda, tidak seperti golongan miskin. Bersykukurlah ketika anda takdirkan menjadi orang miskin, banyak hikmat yang anda alami, kedekatan kepada Tian dan perjuangan untuk menghindarkan duri-duri dari pinjakkan kaki anda.
Para toochien ada beberapa kisah nyata yang diakukan baik oleh orang kaya maupun orang miskin dalam menghimpun kebajikan. I Ching (kitab Perubahan) menjelaskan bahwa “Keluarga yang melakukan perbuatan baik akan mengumpulkan kemakmuran yang bertahan selama banyak generasi.Inilah kisahnya…………………
- Ada sebuah keluarga bermarga Yan. Sebelum setuju memberikan putri mereka menjadi istri orang yang kemudian menjadi ayah Nabi Kongzi, mereka meneliti dulu latar belakang keluarganya. Setelah melihat bahwa keluarga itu mempraktekkan kemurahan hati dan mengumpulkan kebajikan, keluarga Yan merasa yakin bahwa putri mereka akan menjadi bagian dari keluarga yang akan berkembang makmur dengan keturunan-keturunan yang terkemuka.
- 2. Xu Feng Zhu, yang tinggal di Propinsi Jiangsu. Ayahnya sangat kaya. Kapan saja ada kelaparan, ayahnya akan menjadi orang pertama yang membebaskan sewa sawah-sawah, dengan harapan orang-orang kaya yang lain akan mengikuti. Ia juga mendermakan beras yang disimpan di gudang kepada kaum miskin. Ia mempunyai seorang putra yang bernama Xu Feng Zhu, ia sangat berharap agar putranya bisa lulus ujian negara dan diangkat menjadi pejabat untuk mengabdi kepada negara. Karena ayahnya sering berderma kepada fakir miskin, putranya lulus ujian negara dan Feng Zhu diangkat menjadi hakim kerajaan, beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi gubernur di Propinsi Zhejiang. Semua ini merupakan hasil ketulusan ayahnya dalam membantu fakir miskin.
- Guru tua, Tuan Shu dari Jiangxi, memberikan dua tahun gajinya kepada sebuah keluarga miskin yang berhutang pada pemerintah. Dengan demikian, ia menyelamatkan keluarga itu dari kehancuran ketika sang suami dikirim ke penjara.
Tuan Zhang dari Handan, memberikan sepuluh tahun tabungan kepada seorang miskin yang tidak mampu membayar hutangnya. Ini menolong dia sehingga tidak dipenjara dan membolehkan dia tetap bersama istrinya.
Tuan Jin dari Propinsi Jiangsu, karena tua dan tidak memiliki putra, tetangga dia menawarkan putri mereka untuk dikawini olehnya agar bisa memberinya anak untuk meneruskan garis keturunan. Tuan jin menolak tawaran ini dan mengembalikan putri itu ke rumah. Oleh karena itu, Tian menganugrahkan nasib baik, yang secara khusus bermanfaat bagi tiga orang ini. Lebih mudah bagi mereka yang memiliki uang dan kekuasaan untuk mengumpulkan pahala dan jasa baik dibandingkan dengan mereka yang miskin. Namun, jika orang menolak mengembangkan kebaikan hati bahkan saat keadaan mudah dan ada kesempatan untuk melakukannya, maka itu sungguh patut sangat disayangkan. Bagi mereka yang miskin dan tanpa kedudukan, melakukan perbuatan baik bagi orang lain sangatlah sukar. Akan tetapi, jika dalam situasi sulit seperti ini orang masih bisa berusaha untuk menolong orang lain maka perbuatan itu bahkan lebih mulia. - Liao Fan yang hidup pada jaman dinasti Ming abad XVI di Tiongkok, menuliskan kisah hidupnya untuk putranya “Empat Nasehat Liao Fan”. Buku ini mengisahkan bagaimana cara mereformasi nasib. Sejak ayahnya meninggal, ibunya meminta Liao Fan menjadi tabib daripada melanjutkan sekolah. Pada suatu hari Liao Fan bertemu dengan seorang peramal sakti, Tuan Kong yang dapat meramalkan masa depan Liao Fan. Peramal mengatakan bahwa anda ditakdirkan untuk menjadi pejabat pemerintahan. Liao Fan melepaskan pekerjaannya sebagai tabib dan melanjutkan pendidikan. Ramalan Tuan Kong menjadi kenyataan. Tuan Kong juga meramalkan perjalanan hidup Liao Fan secara keseluruhan bahwa Liao Fan akan meninggal dalam usia empat puluh tiga tahun dan tidak memiliki keturunan. Menjadi kenyataankah itu? Dalam hidupnya Liao Fan banyak bertukar pikiran dengan sejumlah cendekiawan maupun pemuka agama mengenal kehidupan. Liao Fan berusaha mengubah tabiatnya kearah hidup yang benar, senantiasa memperbaiki dirinya yang salah dan mencurahkan untuk berbuat bajik kepada sesama, dengan harta, ilmu dan kekuasaan yang dimilikinya. Liao Fan dapat melewati umurnya 43 tahun (beliau meninggal dalam usia 73 tahun) dan memiliki seorang putra.
- Lui Ching adalah seorang petani terkaya didesanya. Suatu hari Lui Ching mendapat musibah, anaknya semata wayang sakit keras, Lui Ching telah mendatangkan berpuluh-puluh tabib namun penyakit putranya tak kunjung sembuh. Sejak putranya sakit, setiap tengah malam Lui Ching selalu bersembahyang memohon kepada Tian untuk kesembuhan putranya. Penyakit putranya belum sembuh juga. Lalu Lui Ching mengucapkan setiap do’a dengan suara keras, hingga akhirnya salah seorang tetangga mendengarnya. “Lui Ching, mungkin Tian sedang mengujimu. Selama ini kulihat baru kali ini kau mau bersembahyang. Kau mungkin kurang memperhatikan lingkungan sekitarmu. Lihatlah ke sekeliling. Di desa ini cuma kau orang paling berkecukupan. Namun, tak pernah kau sumbangkan sedikit hartamu untuk yang kekurangan. Pagi harinya sakit putranya semakin parah. Tabib pun tak dapat menolong. Kepada siapa ia harus meminta tolong? Teringat kata-kata tetangganya semalam. Ia mulai merenung. “Benarkan demikian? Kalau begitu akan kukatakan pada Tian, jika Tian benar-benar menyembuhkan sakit anakku, akan kujual 2 ekor kerbau dan uangnya kusumbangkan untuk penduduk desa. Lalu ia pun mengucapkan janjinya itu dalam do’a di malam berikutnya. Seminggu kemudian sakit putranya sudah sembuh. Lui Ching memenuhi janjinya
Mendermakan harta untuk berbuat kebajikan tidaklah sulit, mudah bagi orang kaya, tapi orang miskin pun tidak sulit, dermakan hartamu dengan kemampuanmu, relakan setiap pemberian untuk jalan suci yang diberkahi Tian. Tak ada yang sulit bagi Tian untuk melipatkan kekayaan untuk yang berderma. Beroleh bantuan Tian. Rakhmat, tiada yang tidak membawa berkah. (I Ching / Kitab Perubahan). Sesungguhnya jalan suci itu dimulai dari bawah menuju ke atas, jalan suci itu dekat, mengapa mencari ke tempat yang jauh? Marilah kita manfaatkan dihari momentum yang paling bersejarah ini untuk berdana akan harta yang kita miliki untuk mereka yang hidup kekurangan, jadikanlah diri kita sebagai orang yang suka memberi tapi tidak suka meminta. Hari Persaudaraan adalah puncak dari kedermawanan ibadah kita kepada Tian, dimana kita diuji oleh Tian yang telah memberikan kehidupan dan penghidupan untuk umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH