Pada suatu petang, seorang laki-laki berkata pada istrinya : “Di suatu gunung, ada sebatang pohon besar, dan di bawah pohon tersebut terkubur sebuah guci penuh dengan uang perak. Di atas guci tersebut ada sebongkah batu. Saya berniat untuk menggalinya petang ini. Namun saya ingin tidur lebih awal sehingga besok saya dapat ke sana begitu matahari terbit.
Seorang tetangga yang tinggal tepat di sebelah rumahnya dapat mendengar percakapan ini, dan segera menuju ke gunung tersebut. Di tempat yang diceritakan tetangganya, ia menemukan sebatang pohon besar dan batu besar. Betul saja, di bawahnya ia menemukan sebuah guci yang sangat berat. Ia segera merogohnya ke dalam guci tersebut untuk merasakan uang perak, tetapi ia menjadi ketakutan karena ternyata guci tersebut berisi semut-semut. Hal ini membuatnya sangat marah. Setelah menutupi kembali mulut guci, ia membawanya ke rumah tetangganya.
Ia menaiki atap rumah tetangganya, lalu melepaskan beberapa genteng yang ternyata berada tepat di atas kelambu ranjangnya. Ia kemudian berteriak: “Kamu telah menipu saya. Inilah semut untuk kau makan!” Ia lalu menuang isi guci tersebut. Alangkah terperanjatnya ia ketika mendengar suara gemerincing uang logam yang sedang jatuh. Keadaan ini membuat suami istri tetangganya itu terbangun dari lelapnya. Mereka pun berkata: “Bukan main! Ada hujan emas yang jatuh dari langit.” Si tetangga yang mendengar kata emas dengan ragu-ragu memeriksa isi guci. Ternyata di dalamnya masih tersisa sekeping uang emas sebagai upah jerih payahnya menggali guci milik orang lain.
Print this page
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH