Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Kong Zi Guru Agung Sepanjang Masa

Setiap tanggal 28 September adalah hari libur nasional di Taiwan, hal ini untuk memperingati Hari Lahir Agung Kong Zi. Pada Kong Miao di setiap daerah dengan dipimpin oleh pejabat tinggi setempat mengadakan upacara dengan diiringi musik klasik, mengadakan persembahan. Pemerintah dengan jelas menentukan tanggal 28 September sebagai hari Guru, pemerintah pusat dan daerah masing-masing mengadakan upacara peringatan. Demikian juga dengan pemerintah Amerika, hari ini pun ditetapkan sebagai hari Guru, di seluruh Amerika, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan negara-negara lain di Asia, mereka pun mengadakan upacara peringatan, penghormatan terhadap Nabi Kong Zi dan menggunakan tata upacara dan musik klasik yang khas.

Begitu besarnya pengaruh Nabi Kong Zi terhadap sejarah dan kebudayaan serta peradaban manusia, sampai saat ini belum ada yang dapat melampauinya. Kalau kita bertanya, kebudayaan mana yang demikian unggul, sehingga dapat diwariskan dari jaman ke jaman dan bertahan sampai beribu-ribu tahun, tiada lain adalah ajaran Nabi Kong Zi. Maka selama ini, walaupun seseorang yang buta huruf dan tak pernah mendapatkan pendidikan formal, mereka tak dapat membaca karya-karya dari Nabi Kong Zi, namun tetap akan menghormatinya dan menyebutnya Guru Agung Sepanjang Masa. Semua orang mengakui, bahwa beliau adalah seorang Nabi, seorang bijaksana yang sangat Mulia dan Agung dan tiada bandingnya. Di negeri asalnya, hampir di setiap kabupaten ada bangunan Kong Miao untuk memperingati beliau.

Kong Zi atau Khonghucu bermarga Khong, Hucu adalah sebutan guru, beliau bernama Chiu alias Cung Nie, lahir di negeri Lu (sekarang propinsi Shandong) pada tanggal 27 bulan 8 Imlek tahun 551 sebelum masehi di saat Baginda Chou Ling Wang bertahta 21 tahun ( tahun 551 SM) dan wafat pada umur 73 tahun ( tahun 479 SM). Pada saat itu kekuasaan Dinasti Chou sudah sangat lemah, para raja muda bangkit dan saling berebut kekuasaan, bermacam-macam aliran pemikiran juga timbul dan menyesatkan, membuat masyarakat tidak bermoral. Untuk itu, Nabi Kong Zi dengan penuh semangat membangkitkan kembali tata susila dan musik klasik. Beliau dengan gigih mempertahankan kebenaran dari Lima Hubungan Kemasyarakatan (Ngo Lun), beliau bersabda : “Sebagai Raja ia berhenti di dalam cinta kasih, sebagai Menteri berhenti pada sikap hormat, sebagai anak berhenti pada sikap bakti, sebagai ayah berhenti pada sikap kasih sayang dan di dalam pergaulan dengan rakyat senegara, berhenti pada sikap dapat dipercaya”. Kemudian penerus Nabi Kong Zi yaitu Meng Zi alias Mencius menambahkan dengan “Antara orang tua dan anak ada kasih, antara pemimpin dan pembantu ada kebenaran/keadilan/kewajiban, antara suami dan istri ada pembagian tugas, antara yang tua dan yang muda ada pengertian tentang kedudukan masing-masing dan antara kawan dan sahabat ada sifat dapat dipercaya”. Namun poros dari Lima Hubungan Kemasyarakatan (Ngo Lun) adalah mendahulukan Bakti dan Rendah Hati”. Nabi Kong Zi berpendapat hubungan antra orang tua dan anak, antara yang tua dan yang muda, adalah merupakan hubungan yang paling dekat, maka bertitik tolak dari Bakti dan Rendah Hati sebagai pokok, kemudian dikembang luaskan pada anggota masyarakat yang lain, semua berusaha semaksimal mungkin dan pasti akan mendapat hasil yang pantas. Jalankanlah Cinta Kasih. Karena Cinta Kasih telah mencakup semua perilaku kebajikan maka Nabi Kong Zi bersabda : “Seorang Jun Zi (kuncu) mengutamkan pokok, sebab setelah pokok itu tegak, Jalan Suci akan tumbuh, Laku Bakti dan Rendah Hati itulah pokok peri Cinta Kasih”.

Pada waktu Nabi Kong Zi berusia 3 tahun, ayahnya meninggal dunia, maka Nabi Kong Zi dibesarkan dan dididik oleh Ibunda Gan Tin Cay. Sejak kecil beliau sudah senang bermain, menirukan upacara-upacara sembahyang dan pada usia 15 tahun, beliau sudah memiliki semangat belajar yang luar biasa dan bertekad menjadi seorang yang berpengetahuan luas yang bermanfaat bagi umat manusia. Di saat beliau menjabat asisten / pembantu upacara di Thai Miau di Negeri Chou, beliau sangat teliti dan dengan sungguh-sungguh memperdalam setiap detail dari tata susila / tata upacara dan musik klasik, karena kesungguhannya itu sehingga beliau dapat menemukan dan mengembangkan apa yang belum tercapai oleh pendahulu-pendahulunya dan kemudian merangkumkannya jadi suatu karya besar, yang mana laksana pelita penerang bagi umat manusia di sepanjang zaman. Nabi Kong Zi aktif menganjurkan “mengatur negara harus dengan kesusilaan” dan tak bosan-bosannya membimbing murid-muridnya, harus selalu memperhatikan “Budi Pekerti” dan menjadikan “Kesusilaan” sebagai tolak ukur untuk menilai kehidupan seseorang. Melalui “Kesusilaan” meningkatkan budi pekerti seseorang dan mengupayakan setiap manusia dapat sadar dan mandiri menjadi seorang warga masyarakat yang berguna. Beliau bersabda : “Bimbing dengan Kebajikan dan lengkapi dengan kesusilaan, menjadikan Rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar”. Dengan demikian kita akan mencapai ketentraman yang abadi. Namun ini baru merupakan sebagian kecil dari cita-cita Nabi Kong Zi, Nabi Kong Zi bercita-cita mencapai “Dunia Harmoni Yang Sejati”. Kalau kita menelusuri ajaran-ajaran agung Nabi Kong Zi yang dijabarkan oleh penerus-penerusnya, maka kita dapat mengetahui bahwa yang dimaksud “Menegakkan diri sendiri dan kemudian menegakkan orang lain”, “Mengatur diri sendiri kemudian mengatur Negara” adalah “Mengimankan Tekad”, “Meluruskan Hati”, “Membina Diri”, “Membereskan rumah tangga”, “Mengatur Negara”, “Damai di dunia”. Yang dimaksudkan itu “Damai di di dunia” adalah cita-cita luhur yang dimaksudkan Nabi Kong Zi, yaitu Masyarakat Harmoni Yang Sejati (She Cie Ta Tung).

Nabi Kong Zi besabda : “Bila Jalan Suci yang sejati telah dilaksanakan di atas bumi, maka semua umat manusia akan mementingkan kepentingan bersama. Pemimpin dipilih dan diangkat di antara cendekia yang bijaksana, semua orang dapat dipercaya dan saling membina kerukunan. Maka semua orang tidak lagi hanya mencintai orang tua sendiri, tidak hanya menyanyangi anaknya sendiri, yang laki dapat peranan yang layak dan yang perempuan dapat jodoh yang sesuai, anak-anak dapat tumbuh dengan sempurna, yang dewasa dapat penyaluran pekerjaan yang pantas, yang lanjut usia dapat penampungan dan perawatan yang layak, orang sakit, cacat, yatim piatu, janda, duda, semuanya mendapat perhatian dan penempatan yang layak. Orang akan marah kalau lihat barang yang masih berguna dibuang dan di sia-siakan di atas tanah begitu saja, mereka pasti mengambilnya tapi tidak untuk dimiliki. Semua orang rajin bekerja dan tanpa memikirkan keuntungan pribadi, dengan demikian penipuan, pencurian dan semua bentuk kejahatan tidak akan ada, orang kalau mau meninggalkan rumah, cukup menutup pintu dan tanpa harus menguncinya. Keadaan Damai sedemikian rupa dinamai Masyarakat Harmoni Yang Sejati” (She Cie Ta Tung).

Nabi Kong Zi adalah seorang cendekiawan sejati, beliau tidak hanya berhenti pada teori saja, tapi sangat mementingkan praktek. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman di Negeri Lu dalam waktu 14 bulan, beliau konsekuen menjalankan kebijakan menurut pandangan beliau sehingga pada saat itu Negeri Lu betul-betul berada pada kondisi aman dan sentosa.

Namun biarpun demikian, pandangan-pandangan beliau rupanya tidak dapat dilaksanakan dengan mulus, sehingga beliau terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya dan mulai mengembara ke manca negara untuk menyebarluaskan Jalan Suci dan memberikan pendidikan kepada pengikut-pengikutnya. Selama 13 tahun beliau mengembara dan pada usia 68 tahun kembali ke Negeri Lu, meneruskan pendidikan dan menyusun Kitab-Kitab. Pada saat itu pendidikan, belajar musik dan tata susila adalah monopoli para Bangsawan, rakyat biasa sangat sulit untuk dapat mengenyam pendididkan. Nabi Kong Zi menentangnya dan dengan senang hati memberi pelajaran pada siapa pun yang berminat dengan tidak memandang kedudukan sosial ekonominya sehingga pendidikan betul-betul tersentuh pada semua lapisan masyarakat. Beliau mempunyai 3.000 murid di antaranya yang menguasai enam ketrampilan ada 72 orang. Murid-murid ini berasal dari tempat-tempat yang berlainan, antara lain dari Negeri Lu, Wei, Chen, Chie, Chin, Wu dan Yen.

Satu sumbangan yang besar yang telah diberikan oleh Nabi Kong Zi adalah penyusunan kitab-kitab, beliau telah menyusun kembali Shi Jing (Kitab Sanjak), Shu Jing (Kitab Dokumen Sejarah Suci), membukukan kembali Li Jing, menyempurnakan Yi Jing dan Chun Qiu Jing.

Shi Jing (Kitab Sanjak) adalah kumpulan sajak-sajak yang dihimpun oleh Nabi Kong Zi dihimpun diantara DInasti Ing dan Chou, semuanya ada 305 sanjak yang isinya meliputi sindiran-sindiran politik dan pemujaan-pemujaan terhadap Jalan Suci, semuanya dengan tujuan untuk menggerakkan hati nurani manusia. Nabi Kong Zi sendiri menguraikan isi semangat dari Shi Jing adalah Pikiran Jangan Sesat.

Shu Jing (Kitab Dokumen Sejarah Suci) adalah kitab catatan sejarah, di dalamnya tercatat tentang system pemerintahan, politik, kemiliteran, perkembangan ilmu dan adat istiadat.

Li Jing adalah kitab tentang kesusilaan. Ru Jiao yang dibawakan Nabi Kong Zi menitik beratkan Budi Pekerti, mata tata susila telah memberikan batasan-batasan bagi manusia bagaimana kalau kita di saat menyembah pada Yang Maha Kuasa dan bagaimana kita menghadapi sesama manusia. Kitab ini mempunyai nilai yang sangat tinggi yang mana sampai sekarang masih menjadi patokan-patokan hidup kita semua dan sebagai bahan pendidikan moral.

Yi Jing adalah Kitab Perubahan. Kitab ini mencatat hokum perubahan seisi jagad raya / alam semesta. Nabi Kong Zi ingin menjelaskan, bahwa semua peristiwa tidak terjadi begitu saja sebab akibat yang saling kait mengait. Kitab ini betul bias dijadikan kitab petunjuk yang sangat handal.

Chun Qiu Jing adalah Kitab Catatan Sejarah yang ditulis Nabi Kong Zi yang mana member penilaian-penilaian terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman itu, maka tidak heran kalau ada pendapat bahwa dengan disusunnya Chun Qiu Jing, membuat raja-raja muda yang lalim sangat ketakutan.

Buku-buku tersebut diatas selama ribuan tahun ke sini sudah lazim disebut Kitab. Kitab yang member tuntunan pada umat manusia bagaimana hidup dan berguna di tengah-tengah masyarakat. Kitab-kitab diatas memang banyak, namun intisari dan semangatnya adalah sambung menyambung menjadi satu. Selain itu murid-murid Nabi Kong Zi yang telah terima amanat-amanat warisan dan melaksanakannya, mereka pun menuliskannya dalam buku-buku dan diturunkan sampai sekarang. Semua itu dimasukkan pula pada kategori kitab. Kita dapat melihat betapa besarnya pengaruh Nabi Kong Zi terhadap umat manusia. Ringkasnya, Nabi Kong Zi hidup pada zaman yang kacau, namun perkataan dan perbuatannya, sampai ke karya-karya tulisnya, semuanya menuntut kita bagaimana meluruskan hati, harapan Nabi Kong Zi terhadap murid-muridnya bukan hanya menjadi seorang terpelajar saja, tapi harus bisa menjalankan Jalan Suci, menolong umat manusia.

Nabi Kong Zi sebagai seorang Guru tidak saja rajin belajar, beliau juga mempunyai semangat ilmiah. Beliau bersabda : “Belajar tanpa berpikir, sia-sia, berpikir tanpa belajar, berbahaya!” “Aku sangat percaya dan suka ajaran-ajaran dan kitab-kitab yang kuno itu”. “Di dalam kegiatannya, lupa akan makan, di dalam kegembiraannya lupa akan kesusahannya dan tidak merasa bahwa usianya sudah lanjut.

Nabi Kong Zi mempunyai cita-cita yang luhur dan meremehkan semua harta kekayaan, beliau bersabda : “Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan kebenaran, bagiku laksana awan yang berlalu saja.”

Nabi Kong Zi mengerjakan sesuatu selalu harus nama dan kedudukan sesuai, beliau bersabda : “Kubenarkan lebih dulu nama-nama”. “Bila nama-nama tidak benar maka pembicaraan tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya, maka segala urusan tak dapat dilakukan baik-baik”. “Bila pekerjaan tak dapat dilakukan baik-baik, kesusilaan dan music tak dapat berkembang. Bila kesusilaan dan music tak dapat berkembang, hokum pun tidak dapat dilakukan dengan tepat. Bila hokum tidak dapat dilakukan dengan tepat, maka rakyat akan merasa tiada tempat untuk menaruhkan kaki dan tangannya”. Nabi Kong Zi berpendapat, setelah membenarkan nama-nama, selanjutnya adalah bagaimana supaya Negara bisa kuat, rakyat mendapat sandang pangan yang cukup. Beliau bersabda : “……harus cukup makan, cukup persenjataan dan ada kepercayaan rakyat”.

Ajaran Nabi Kong Zi sarat dengan Budi Pekerti dan betul-betul harus dilaksanakan, maka pokok pikiran yang selalu dianjurkan adalah tahu akan Cinta Kasih dan mempraktekkannya dengan ditembusi pengertian Satya dan tepasalira. Nabi Kong Zi bersabda : “Mengendalikan diri dan kembali kepada susila, itulah disebut Cinta Kasih”. “Apa yang tidak kita inginkan, janganlah kita lakukan pada orang lain”. “Menaruh Cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang berperi cinta kasih”. “Jalan Suci saya itu satu, tapi menembus semuanya”. Muridnya Cen Ce pernah member penjelasan terhadap ucapan ini, “Jalan Suci yang dimaksud Guru, hanya Satya dan Tepasalira saja”. Lebih sederhana lagi kita uraikan, Cinta kasih bukan saja mengasihi sesama, tapi harus selalu menempatkan diri, selalu hormat, setia, mengalah, mengampuni dan selalu dalam kesederhanaan (tidak mewah), selalu bertanggung jawab terhadap Yang Maha Kuasa dan umat manusia. Ujung dari pelaksanaan Cinta Kasih diwujudkan pada Bakti, Bakti atau Xiao atau hauw yang sejati telah mencakup semua perilaku kebajikan. Setiap perbuatan yang tidak setia pada Negara, pada pimpinan, tiada keberanian dalam medan perang, tidak dapat dipercaya dan berbuat sesuatu yang memalukan orang tua dan keluarga, semua ini adalah perbuatan tidak berbakti. Hati berbakti adalah sifat dasar setiap manusia. Nabi Kong Zi sangat memperhatikan Jalan Suci Bakti ini, sehingga sampai saat ini, semua umat Ru Jiao dengan dasar hati yang berbakti telah dikembangkan menjadi dasar semua perilaku yang baik.

Nabi Kong Zi sangat memperhatikan Kesusilaan (Li). Tapi kesusilaan yang dimaksud Nabi Kong Zi, bukan yang tampak dari luar saja, beliau lebih mementingkan pengertian yang terkandung di dalam dan kemudian diwujudkan menjadi Cinta Kasih, ini barulah arti sebenarnya dari Kesusilaan itu. Beliau bersabda : “Seorang yang tidak berperi cinta kasih, apa arti musik ?” “Kesusilaan! Kesusilaan! Tetapi, apakah itu hanya berarti mempersoalkan (sumbang menyumbang) batu giok, kain sutera saja ? orang sering berkata, musik ! musik ! apakah itu hanya berarti mempersoalkan hal menabuh lonceng dan tabor saja?”.

Nabi Kong Zi sangat mementingkan Jalan Suci yang Tengah Sempurna (Zhong Yong). Beliau bersabda : “Seorang Junzi memuliakan kebajikan watak sejatinya dan menjalankan sifat suka belajar dan bertanya. Luas dan besarlah pengetahuannya sehingga dapat memahami apa yang lembut dan rahasia, dengan ketinggian dan kegemilangannya ia menjalankan laku Tengah Sempurna”. Melakukan apapun jangan melebihi, ini adalah suatu dalil yang sudah diketahui oleh banyak orang. Nabi Kong Zi member pengertian yang lebih dalam menguraikannya. Nabi Kong ZI uraikan Tengah (Zhong) harus disertai dengan waktu yang tepat. “Dengan wajar dan selaras dalam Jalan Suci, maju bersama waktu yang tepat”. Maka sikap Tengah Sempurna yang dianjurkan Nabi Kong Zi adalah hidup dan nyata, tidak kukuh.

Menghadapi masalah, Nabi Kong Zi tidak bersikap subyektif, beliau bersabda : “Tidak berangan-angan kosong. Tidak mengharuskan. Tidak kukuh. Tidak menonjolkan aku”.

Beliau betul-betul tunduk pada kebenaran walaupun untuk itu harus mengorbankan jiwanya. Beliau bersabda: “Pagi mendengar Jalan Suci, sore hari mati pun rela”. Demi kemajuan bersama beliau dapat dengan rendah hati menerima pandangan-pandangan yang baru, beliau mengerti yang sedikit harus tunduk pada yang banyak. Beliau bersabda : “Mengenakan topi dari rami itulah adat istiadat lama. Sekarang orang menggantinya dengan sutera karena lebih sederhana. Aku mengikuti umum”. “Kebajikan tidak dibina, pelajaran tidak diperbincangkan, mendengar kebenaran tidak dapat melaksanakan dan terhadap hal-hal yang buruk tidak dapat memperbaiki, inilah yang selalu menyedihkan hatiku!” Maka orang-orang sekarang memuja Nabi Kong Zi, “Sungguh seorang Nabi yang sempurna!”

Beliau telah meninggalkan kita 2.000 tahun lebih, namun Nabi Kong Zi tetap hidup sebagai Nabi Agung dan Guru Agung Sepanjang Masa. Umat manusia mengadakan penghormatan yang sedemikian tinggi terhadap beliau, ini bukan suatu hal yang kebetulan.

Selamat Merayakan Hari Lahir Nabi Agung Kong Zi Ke-2563 Semoga Ru jiao Senantiasa Bercahaya Dalam Lindungan Shang Di.
Shanzai...

 

1 komentar:

TERIMA KASIH