Penulis : Yoanita dari Semarang
(Juara 1 Lomba Khotbah Tingkat Pemula tahun 2009)
Bakti merupakan suatu hal yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Karena bakti melekat dan notabene merupakan satu hal perbuatan/tindakan yang senantiasa kita perbuat dalam kehidpan sehari-hari, baik disadari maupun tidak.
Arti harafiah dari bakti menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah tunduk dan hormat, perbuatan yang menyatakan setia (kasih,hormat, tunduk), baik kepada Tian mau pun seorang anak kepada orang tuanya. Sedangkan dalam kamus bahasa Mandarin-Indonesia, bakti berarti melayani bangsa dan negara atau pun orang tua. Dalam hal ini, saya mengambil pembahasan bakti anak kepada orang tuanya.
Adapun bakti juga bisa ditinjau dari segi etimologi dari kata Ru Jiao (儒 教). Ru (儒) berasal dari 人 ren (orang) dan 需 xu (butuh) yang berarti dibutuhkan orang, sedangkan Jiao (教) berasal dari 孝 xiao (bakti) dan 文 wen (pelajaran) yang berarti pelajaran tentang bakti. Jadi secara etimologi, Ru Jiao adalah ajaran mengutamankan bakti yang dibutuhkan orang.
Bakti berhubungan erat dengan Xing (性) atau watak sejati manusia. Watak sejati manusia aslinya adalah baik. Pembentukan watak sejati seseorang, bergantung besar pada campur tangan orang tua yang mendidik dna mengajarkan kepada anak (dari bayi), mana yang baik dan mana yang salah. Dan anak bisa dipastikan menyerap dan meniru segala ajaran bahkan perilaku dari orang tuanya yang baik maupun buruk.
Faktor lingkungan tempat hidup pun berpengaruh benar terhadap pembentukan dan perkembangan watak sejati (xing) dari seseorang. Di mana faktor lingkungan hidup ini berhubungan erat pula dengan orang tua sebagai guru pembimbing sekaligus pengontrol utama, terdekat dan dominan.
Sebagai contoh, seseorang yang hidup di lingkungan keluarga yang sering bertengkar, caci maki di mana-mana, akan menghasilkan anak-anak dengan watak yang tidak saling menghargai karena tidak ada kasih, terutama terhadap orang tuanya tidak hormat apalagi melayani, sebaliknya meskipun hidup dalam keadaan miskin, tetapi dengan situasi keluarga yang beretika dan bermoral baik, akan menghasilkan anak-anak yang bertingkah laku baik pula. Demikian halnya orang tua yang selalu mengajarkan dan memberi contoh kepada keluarganya, berusaha keras dalam setiap hal yang dikerjakan jujur, beretos kerja baik, senantiasa menjaga moral akan menghasilkan anak-anak yang baik, berhasil dan tentu saja dapat berbakti kepada orang tuanya.
Ajaran-ajaran Nabi Kong Zi tentang bakti, dapat dilihat dengan jelas terutama dalam 八 诚 箴 规 Ba Cheng Zhen Gui (delapan pengakuan iman). Di mana pengakuan iman yang kelima berbunyi 诚 养 孝 思 cheng yang xiao si (sepenuh iman memupuk cita berbakti) selalu dikumandangkan dalam setiap kesempatan kebaktian, sebagai pengingat bahwa bakti sungguhlah penting. Dan seyogyanya diikuti dengan诚 顺木 铎 (cheng shun mu duo) mengikuti ajaran-ajaran Nabi Kong Zi. Disertai诚 钦 经 书 (cheng qin jing shu) sering membaca Kitab Si Shu dan Wu Jing, sehingga didapatlah satu jalan dalam dao诚 行 大 道 (cheng xing da dao) yang menuju terciptanya kebajikan诚 尊 厥 德 (cheng zun jue de).
Bakti, akan lebih mudah dipahami dengan contoh-contoh konkrit yang biasa terjadi dalam hidup keseharian kita. Contohnya :
A. Bentuk hormat
1. dari bangun tidur, menyapa orang tua dengan sopan, meskipun hanya dengan ucapan “Selamat pagi, Good Morning, Zao an, dan lain-lain” merupakan satu bentuk hormat dan kasih terhadap orang tua. Demikian dengan mau tidur. Ucapkan slam.
2. Mengajak dan melayani ketika makan bersama, mengucapkan salam sebelum makan, bahkan bila memungkinkan mengucapkan terima kasih, disertai pujian atas masakan yang enak.
3. Akan bepergian dan pulang dari bepergian hendaknya selalu mengucapkan salam (minta izin atau pamit) kepada orang tua.
B. Bentuk tunduk
Saat orang memanggil segeralah menghadap, saat memerintah atau member tugas segeralah mengerjakan tanpa malas-malasan, saat member nasehat atau menegur terimalah, dengarkan dan menurutlah
C. Bentuk Kasih dan melayani
1. Dalam hal menghadapi orang tua yang sakit dibutuhkan perhatian yang lebih, kasih saying dan kesabaran dalam menjaga dn memperhatikan pengobatannya.
2. Dan ketika tua, dibutuhkan suatu sikap hormat dan melayani yang extra, disinilah sikap bakti seorang anak akan benar-benar teruji.
Bahkan disaat orang tua kita sudah meninggal pun, kita wajib berbakti pada mereka, dengan cara pada saat berkabung tidak berpesta pora, menjalankan perkabungan dengan etika dan tata cara yang patut, dan melayani mereka yang diwujudkan dengan melakukan upacara persembahyangan peringatan-peringatan dengan memperlakukan seakan akan masih hidup.
Hal-hal yang tidak relevan dalam hal bakti misalnya :
1. Menghina, mencemooh, mencaci maki, mengeluh terhadap orang tua kita apa lagi di hadapan umum.
2. Memberikan suatu barang dengan tidak sopan maupun berkata-kata kasar terhadap orang tua
3. Membuat sedih orang tua
4. Semua perbuatan tidak kasih, tidak hormat, tidak tunduk dan tidak bersikap melayani terhdap orang tua
Contoh-contoh laku bakti, tertuang secara mendalam dalam Kitab Di Zi Gui (第 字 规)
Di dalam Kitab Zong Yong 56 Bab XVIII Sempurnanya laku bakti, ayat 2, tertulis : “Adapun yang dinamai berbakti ialah dapat baik-baik meneruskan pekerjaan mulia manusia atau orang tuanya”.
Hal mulia yang ditunjukkan seorang perempuan diantaranya : Satya terhadap keluarga, sikap rendah hati terhadap lingkungan, mengabdi kepada keluarga dengan tulus, mendidik anak dengan cinta kasih, sabar.
Sedangkan hal mulia lain yang ditunjukkan seorang laki-laki diantaranya : bekerja dengan penuh tanggung jawab berusaha mencukupi kebutuhan keluarga, satya terhadap istri/keluarga dan rasa saying tulus kepada anak-anak, mendidik dengan sabar, dan lain sebagainya. Inilah yang termasuk pokok-pokok kebajikan, perbuatan mulia yang banyak kali sudah mulai luntur sekarang ini.
San zi jing bab xiang jiu ling menceritakan demikian : xiang jiu ling 香 九 龄,neng wen xi 能 温 席,xiao yu qin 孝 淤 亲,shuo dang zhi ….. 当 执. Huang Xiang yang ketika itu berusia 9 tahun (hidup pada abad 2 pada dinasti Han), dapat menghangatkan tikar dengan cara menidurinya terlebih dahulu, sebelum digunakan oleh papa mamanya. Dengan harapan supaya mereka tidak kedinginan.
Rong si sui 融 四 岁,neng rang li 能 让 梨. Ti yu zhang 梯 淤 长, yi xian zhi 宜 先 知. Kong Rong keturunan Nabi Kong Zi generasi ke-20, yang saat itu berusia 4 tahun, dapat mendudukan persoalan bahwa yang muda usia harus mendapat bagian lebih sedikit. Bukan malah yang tua mengalah, sehingga yang muda dapat bagian banyak! Inilah contoh-contoh laku bakti. Walaupun tidak semua cerita-cerita laku bakti dapat diterapkan di zaman ini.
“Bagaimana mencintai tapi boleh tidak mendidik?” ini terbaca pada kitab Si Shu, Lun Yu Jilid XIV pasal 7 Nabi bersabda: “Bila seseorang benar-benar mencintai, dapatkah tidak berjerih payah? Kalau seseorang benar-benar satya, dapatkah tidak member bimbingan?”. Jadi mendidik di dalam keseharian dengan contoh-contoh tindakan yang konkrit akan sikap bakti, ditambah dengan hidup dilingkungan yang positif, itu menjadi penting dan akan menjadi landasan perbuatan baik terhadap orang tua dan untuk dipraktekkan dikehidupan dikemudian hari.
Jadi tidak mungkin mengharap anak berbakti, tanpa mendidiknya dengan baik, oleh karena itu, sejak zaman dahulu sudah mencul kesadaran akan pentingnya pendidikan anak. Hasil pendidikan yang akan kita lakukan balik terhadap orang tua, dapat kita lihat, kitab Lun Yu Jilid II Wei Zheng pasal 7, Cu Yu bertanya hal laku bakti. Nabi menjawab: “Sekarang yang dikatakan laku bakti katanya asal dapat memelihara, tetapi anjing dan kuda pun dapat diberi pemeliharaan. Bila tidak disertai hormat, apa bedanya?” kita pun dapat memelihara anjing dirumah, memberi makan pun terutama jika anjingnya, anjing ras pasti dilakukan dengan sepenuh hati, sungguh-sungguh penuh ketelatenan. Apalagi jika kepada orang tua sendiri. Hal ini akan sangat terbukti jika kita sudah menjadi menantu orang! Betapa perbuatan baik yang diturunkan orang tua kita, akan menghasilkan suatu pujian bagi mertua terhadap diri kita.
Sedangkan bajik atau kebajikan adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan dan sebagainya), perbuatan baik. Yagn diyakini bahwa seseorang yang mempunyai kebajikan besar niscaya mendapat kedudukan, mendapatkan berkah, mendapatkan nama dan mendapatkan panjang usia. (kitab Zhong Yong Bab XVI pasal 2).
Terbukti dengan usia panjang yang lebih dari 100 tahun, yang dialami orang-orang zaman dulu, yang melakukan tindak bajik.
Maka boleh dikatakan bahwa perbuatan yang paling mendasar bagi sebuah tindakan berkebajikan adalah bakti / siao atau hao.
Tuntunan agama adalah tuntunan yang baik. Tapi masalahnya adalah bagaimana ajaran itu dapat menjadi jiwa di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian dapat tercapai apa yang sudah Nabi Kong Zi ajarkan, akan menjadikan kita menjadi manusia yang bermoral tinggi, yaitu seorang anak yang berbakti! Untuk menjaganya diperlukan pengembangan-pengembangan secara baik, melalui contoh-contoh perbuatan, pendidikan-pendidikan etika baik di rumah maupun sekolah.
Berbakti kepada orang tua, dengan melaksanakan segala yang positif ternyata membuat hidup nyaman, karena bisa diterima dengan hati terbuka terutama di lingkungan keluarga. Tetapi, tidak berhenti disitu saja, seiring dengan perkembangan situasi dan kondisi zaman, bakti terhadap keluarga yang berarti adalah kesetiaan dan tanggung jawab terhadap keluarga, bakti terhadap pekerjaan, berarti ketekunan terhdap pekerjaan, bakti terhadap negara yang berarti adalah semangat nasionalisme, semuanya ini membutuhkan konsekuensi atas apa yang telah dilaksanakan dan menjadikan kebajikan berkembang dengan sempurna.
Dapat disimpulkan, betapa menempatkan bakti sebagai laku pokok disegala aspek kehidupan, akan membuahkan manusia yang berakhlak mulia, dikeluarga, dimasyarakat, juga di Negara. Jadi benarlah bahwa laku bakti adalah pokok tumbuh kembangnya kebajikan.
Sumber : Genta Harmoni Edisi Enam Belas 2010
Print this page
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH