Penulis : Djuidahwati Saputra (Mahasiswa Pascasarjana Ushuluddin Syarif Hidayatullah-Jakarta)
Pandangan Agama Tentang Alam dan Lingkungan Hidup
Alam adalah ciptaan Tuhan, dimana manusia dan makhluk
lainnya tumbuh berkembang dalam keseimbangan dan keharmonisan agung.Pandangan Agama Tentang Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan
Hidup adalah tempat dimana seseorang tinggal dan berinteraksi dengan makhluk
lainnya dengan saling melengkapi, saling menjaga dan saling menghormati
sehingga tercipta suasana yang harmonis.
Dalam
hal ini lingkungan hidup merupakan bagian dari alam, ketika kita bisa menciptakan
lingkungan hidup yang damai, seimbang, indah dan harmonis, maka alampun akan
menjadi damai, seimbang, indah dan harmonis serta terjaga keasriannya.
Untuk
tumbuh berkembang, manusia dan makhluk lainnya membutuhkan makanan dan minuman
dan juga pasangan hidup yang telah disediakan di alam ini.
Seperti
kita ketahui bersama, tumbuh-tumbuhan / pepohonan mendapat makanan dari dalam
tanah yang mengandung sari-sari makanan yang diperlukan oleh tumbuhan dan dari
air, udara serta sinar matahari yang dibutuhkan untuk mengolah sari makanan
tersebut, ada juga beberapa tanaman yang menjadikan serangga sebagai
makanannya.
Hewan
ada yang mendapat makanan dari tumbuh-tumbuhan, ada yang mendapat makanan dari
hewan lainnya, serangga atau tumbuh-tumbuhan dan hewan serta air dan udara.
Manusia juga mendapat makanan dari hewan,
tumbuh-tumbuhan serta air dan udara.
Alam
sudah menyediakan makanan, air dan udara serta pasangan hidup yang cukup bagi
semua mahkluk yang tinggal didalamnya, cukup udara, air, tumbuh-tumbuhan dan hewan dalam suatu
siklus eko sistem yang telah tercipta secara alami, dalam bentuk rantai makanan
yang seimbang dan saling melengkapi.
Demikian Tuhan dengan begitu teliti telah merencanakan
dan mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk kelestarian alam dan lingkungan
hidup.
Fungsi
dan Tugas Manusia di Bumi
Saat
ini kita tinggal di Bumi, Alam dan lingkungan dimana kita berinteraksi dengan
sesama manusia, tumbuhan, hewan dan yang lainnya.
Sebagai
manusia, kita diberikan kelebihan dapat berpikir, berakal budi dan dapat
menciptakan hal-hal yang kita butuhkan dengan menggunakan sumber daya alam yang
ada. Sehingga dikatakan “Berlaksa Wujud ada didalam diri manusia”.
Contoh
nyata dalam kehidupan ini, dimasa lalu manusia makan menggunakan daun sebagai
alas makan, tangan sebagai sendok dan garpu, duduk di tanah atau di batu. Suatu
saat manusia terinspirasi oleh ciptaan Yang Maha Kuasa, lalu untuk kemudahan
hidup mulai menciptakan meja, kursi, piring, sendok dan garpu dengan bahan dari
sumber daya alam yang ada.
Ketika
manusia mengamati burung yang terbang diangkasa, manusia terinspirasi untuk
dapat terbang dan mulai berusaha menciptakan pesawat terbang, mencontoh dari
burung dan seterusnya.
Manusia
diciptakan berpasangan, laki-laki dan wanita, diciptakan sedemikian rupa untuk
melengkapi satu sama lain,hidup berpasang-pasangan membentuk satu keluarga yang
diikat dalam perjanjian suci pernikahan.
Seorang
pria bertugas melindungi dan memberi nafkah lahir batin bagi istri dan
keluarga, seorang istri bertugas memberi ketentraman dan inspirasi serta
semangat dan kebahagiaan bagi suami dalam kehidupan berkeluarga yang disebut
rumah tangga. Seorang istri juga bertugas untuk mengandung bayi yang
dianugrahkan Tuhan melalui penyatuan suami istri yang bertujuan untuk memperbanyak
manusia di Bumi sehingga Bumi yang tadinya kosong menjadi terisi.
Manusia
sebagai mahkluk berpikir dan mempunyai kemampuan mencipta bertugas untuk
mengembangkan keluarga dalam perilaku cintakasih dan juga menjaga keseimbangan
alam dalam keharmonisan sehingga siklus mata rantai makanan dan eko sistem
alami tetap terjaga serta kecukupan sumber daya alam yang dibutuhkan tetap
mencukupi.
Ketika
manusia menggunakan sumber daya alam, maka sebagai makhluk berpikir, untuk
menjaga kesimbangan dan kesinambungan eko sistem alam dan mata rantai makanan,
manusia juga hendaknya meneliti, bagaimana caranya mengembalikan sumber daya
alam yang telah digunakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan
sumber daya alam tersebut, dan juga mempelajari serta meneliti setiap fungsi
sumber daya alam yang ada tersebut.
Sebagai
contoh : ketika manusia menebang pohon untuk membangun rumah dan perlengkapan
rumah (meja, kursi, sendok, garpu, dsb.), maka manusia seyogyanya memahami apa
yang harus dilakukan untuk menjaga kesinambungan kehidupan pohon tersebut, apa
fungsi pohon tesebut bagi alam selain untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai
sumber daya alam (misalkan sebagai penjaga air tanah untuk kelembaban tanah dan
untuk membantu penyerapan air hujan kedalam tanah hingga air tidak tergenang
diatas tanah, dsb.).
Demikian juga ketika manusia memanfaatkan hewan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka seyogyanya dipikirkan bagaimana caranya untuk
menjaga kelestarian hewan tersebut sehubungan dengan kesinambungan mata rantai
makanan dalam eko sistem alami yang sejak awal telah ada dialam ini.
Etika
Pemanfaatan Alam
Alam
menyediakan Pepohonan, Hewan, Tanah, Minyak dan Gas Bumi, Udara Bersih dan
sumber daya alam lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Di
wilayah tertentu sumber daya alam sangat berlimpah, sehingga manusia sangat
mudah memanfaatkannya dan menjadi manja.
Manusia
mengeruk sumber daya alam untuk “kekayaan pribadi” dan lupa memulihkan kembali
sumber daya alam sehingga mengakibatkan mata rantai eko sistem terganggu.
Ketika
mata rantai makanan terputus dan eko sistem terganggu, mulai terjadi bencana
alam, seperti banjir, longsor, penyakit karena makanan dan udara kotor dan
sebagainya.
Didalam
menggunakan sumber daya alam, kita diharuskan menjaga kesinambungan dan juga
keseimbangannya untuk mencegah terjadinya bencana yang diakibatkan oleh
terganggunya keseimbangan alam.
Manusia
sebagai mahkluk berpikir telah diberikan kecerdasan alami untuk mempelajari dan
meneliti fungsi dan cara kerja sumber daya alam, sehingga ketika manusia
memanfaatkan sumber daya alam tersebut manusia telah dapat melakukan tindakan
untuk menjaga keseimbangan mata rantai makanan dan eko sistem alami yang telah
ada di alam ini.
Contoh
: Ketika manusia mengambil pohon, manusia selayaknya sudah mengerti dan
mempelajari apa fungsi pohon bagi alam ini, berapa lama pohon ini tumbuh,
berapa usia yang wajar untuk dapat ditebang dan dipergunakan, apakah bibit
pohon yang baru sudah tersedia (jika pohon dicabut sampai keakarnya) apakah
jika akar pohon tetap ditinggal dalam tanah, pohon ini dapat menumbuhkan
kembali daunnya? Sehingga tidak perlu menanam pohon baru hanya cukup merawat
pohon ini sampai kembali berdaun dan seterusnya.
Demikian
juga untuk pemanfaatan hewan, kapan hewan ini layak dipotong untuk dikonsumsi,
apakah sudah ada cikal bakal pengganti untuk kelangsungan hidup jenis hewan
tersebut? Jika hewan tersebut punah, akibat apa yang akan terjadi?
Dalam
memanfaatkan sumber daya alam, manusia harus memikirkan efek-efek yang terkait
dan berpegang pada kelestarian mata rantai makanan dan eko sistem secara
seimbang, sehingga bencana alam dapat diminimalisasi.
Kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan dewasa ini, misal di Jakarta, banjir terjadi
setiap musim hujan datang. Banjir terjadi semakin parah dari tahun ke tahun,
setelah diamati ternyata dari tahun ke tahun semakin banyak sampah yang sukar
terurai memenuhi sungai dan saluran air, dibangun gedung-gedung dengan
mengganti pepohonan yang ada menjadi bangunan, tanah tempat akar pohon
dipadatkan sebagai dasar fondasi gedung tanpa menyediakan pengganti fungsi akar
pohon sebagai penyerap air hujan dari atas tanah. Ketika kemudian disadari,
kembali taman kota dibentuk, pembangunan gedung mulai menyediakan pengganti
fungsi akar pohon sebagai penyerap air dari atas tanah, sungai dibersihkan dari
sampah, maka banjir dimusim hujan mulai terkendali.
Prinsip-Prinsip
Agama dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
- Bumi sebagai sumber hasil bumi untuk mencukupi sandang pangan harus dijaga dan dirawat, dikerjakan sehingga menghasilkan bahan sandang pangan
- Sumber makanan dari laut maupun darat, jika belum waktunya dipotong dan dikonsumsi, jangan dipotong
- Pemotongan kayu di hutan harus ditentukan waktunya, sehingga kayu di hutan tidak kurang untuk dipergunakan.
Ketiga
prinsip ini diambil dari percakapan Raja Hui dengan Meng Zi, ketika Raja
menanyakan bagaimana memenangkan hati dan menyejahterakan rakyat, intinya
adalah pelestarian lingkungan hidup agar dapat mencukupi kebutuhan sandang
pangan rakyat. Uraian lengkap terdapat didalam kitab Meng Zi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH