. Penulis Yoonje Cho --- (Korea Selatan)
Pandai
dan menyukai belajar
tidak malu untuk bertanya kepada bawahan
(Lun Yu ---- Kongzi)
Ini adalah kalimat mutiara yang dimuat dalam Congye Chang pada Analek Konfusius. Mari kita lihat teks yang terdapat dalam Congye Chang.
Zi Gong bertanya kepada Konfusius.
“Bagaimana Kong Wenzi mendapatkan gelar Siho ’Wen’?”
Konfusius menjawab.
”Ia pandai dan menyukai belajar, serta
tidak malu untuk bertanya kepada bawahan sehingga ia diberi gelar siho ’Wen’.”
Gelar siho diberikan setelah pencapaian seseorang selama hidupnya dinilai. Di antara gelar-gelar siho, gelar ”Wen” adalah gelar siho yang paling tinggi. Bagi orang-orang yang belajar ilmu pengetahuan, ”Wen” adalah gelar bernilai yang akan membuat orang lain iri. Kong Wenzi adalah menantu laki-laki pertama Ling Gong dari Dinasti Wey yang menjabat di pemerintahan.
Zi Gong bertanya bagaimana sampai Kong
Wenzi bisa mendapatkan gelar Siho ”Wen”. Dalam teksnya tidak muncul secara
eksplisit, tetapi di dalam pertanyaan Zi Gong, secara diam-diam terkandung
perasaan, ”Kong Wenzi tidak memiliki klasifikasi yang cukup untuk mendapatkan
gelar siho ’Wen’.”
Kong Wenzi memiliki beberapa perilaku yang tidak benar, dan meskipun ini kejadian setelah ia meninggal, tetapi istrinya, Bo Ji, memiliki hubungan dengan kematian Zi Lu, murid yang disayangi Konfusius. Dilihat dari sudut pandang Konfusius, Kong Wenzi bukanlah tokoh yang bisa disukai, tapi Konfusius menilai Kong Wenzi dengan objektif, tanpa terpengaruh kekurangan Kong Wenzi maupun ketidaksukaannya terhadap Kong Wenzi. Sikap ini berasal dari prinsip Konfusius untuk tidak menilai orang secara sembarangan sebelum mengetahui dengan baik dan menguji orang tersebut.
Konfusius mengatakan Kong Wenzi mendapat gelar siho tertinggi ”Wen” karena dua hal, yaitu menyukai belajar dan tidak malu untuk bertanya kepada bawahan. Konfusius juga selalu menekankan bahwa menyukai belajar dan tidak malu bertanya adalah dua hal inti yang paling penting dalam ilmu pengetahuan. Konfusius menilai sangat tinggi dua hal dari Kong Wenzi ini.
Hal terpenting dalam mengejar ilmu pengetahuan adalah sikap bertanya jika tidak tahu. Dalam Geyanilianbi disebutkan, ”Hal yang paling berharga dalam belajar adalah memiliki pertanyaan. Jika kita memiliki pertanyaan, pasti aka nada jawaban.” Jika seseorang mendambakan belajar yang sesungguhnya, ia tidak akan terikat dengan status atau harga diri untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahuinya. Ini adalah keyakinan Konfusius. Selain itu, pengajaran dan pelajaran tidak boleh dibedakan. Dalam filosofi Konfusius, kedua hal ini berdampingan dengan sangat jelas.
Zaman sekarang, secara garis besar ada dua tujuan belajar orang dewasa yang lulus dari sekolah. Pertama, belajar untuk memperoleh pengetahuan spesialis yang menolong pekerjaan dan profesinya. Kedua, belajar ilmu pengetahuan budaya untuk introspeksi dan pengembangan diri. Tentu saja, belajar itu sendiri merupakan hal yang berharga, tetapi kita juga harus bisa menyeimbangkan belajar untuk sukses, terlebih belajar untuk membuat hidup lebih berarti, karena ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk memiliki martabat sebagai orang dewasa.
Pasti ada perbedaan antara orang yang tidak belajar dengan orang yang belajar meski dengan cara apapun. Sekarang perbedaannya memang terlihat tidak signifikan, tapi seiring berjalannya waktu, perbedaannya akan terlihat jelas. Sama juga dengan organisasi. Belajarnya setiap anggota organisasi merupakan investasi masa depan bagi organisasi tersebut. Organisasi yang berhasil dan perusahaan yang berkembang pasti menganggap pendidikan anggotanya sebagai hal yang penting. Organisasi-organisasi yang seperti ini akan menciptakan hasil yang berbeda. Syarat untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik adalah sikap para junior yang tanpa malu-malu bertanya kepada para senior. Selain itu, tekad para senior untuk menjawab pertanyaan dan mengajarkan para junior dengan sepenuh hati. Tugas seorang pemimpinlah untuk menciptakan dan mendorong orang-orang agar atmosfer ini berbentuk.
Pandai dan menyukai belajar, tidak malu untuk bertanya
kepada bawahan
Sumber buku :
Classic Wisdom Pelajaran
Dini Hari yang Menguatkan Diriku. Penulis Yoonje Cho. Alih Bahasa Annisa
Lutfiahrrahman. Penerbit Bhuana Ilmu Populer-Kelompok Gramedia. Tahun terbit
2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH