Reporter : Tan Sudemi
Seminar sehari mempersiapkan diri di tahun macan kayu 2561 / 2010 demikian tema seminar dalam perayaan Tahun Baru Imlek yang diselenggarakan oleh Khongcu Bio Tangerang – Tridharma Indonesia – Little Mencius Community – Perkumpulan Boen Tek Bio Tangerang. Seminar sehari ini dimulai pada hari Minggu, 21 Februari 2010 pada jam 09.00 WIB bertempat di Restaurant Pondok Selera II, Jl.Gatot Subroto Km 3 No.66 Kota Tangerang, Provinsi Banten – Indonesia. Dalam seminar sehari ini Panitia menampilkan pembicara Drs.Uung Sendana,SH, Bratayana Ongkowijaya,SE, dan Suhu Tan (Budiyono Tantrayoga).
Drs.Uung Sendana membawakan makalah Sejarah Penanggalan Imlek. Ada beberapa sebutan untuk penanggalan Imlek. Nama aslinya ialah Xia Li (夏 历) atau penanggalan Dinasti Xia (夏). Dinamai Xia Li karena dinasti Xia (2205 – 1766 s.M.) adalah yang pertama-tama tercatat menggunakan penanggalan ini. Nama sebutan lain ialah Nong Li (农历), artinya Penanggalan Petani, karena Tahun Barunya dimulai saat menjelang musim semi, dan perhitungan-perhitungan musimnya sangat cocok untuk para petani. Dinamai pula Kongzi Li (孔历) atau Penanggalan Nabi Kongzi karena penggunaannya kembali secara resmi sejak jaman Kaisar Wu 武 (140 – 86 s.M) dari dinasti Han / 汉 (206 s.M. – 220 M) adalah berdasarkan sabda Nabi Kongzi. Mengapa Nabi Kongzi (551 s.M – 479 s.M) sampai mengucapkan sabda itu dan bagaimana Kaisar Han Wu Di (汉武 帝) sampai menetapkan sebagai penanggalan resmi?
Nabi Kongzi yang hidup pada jaman dinasti Zhou / 周 (1122 – 255 s.M) merasa sistem penanggalan dinasti Zhou yang Tahun Barunya ditetapkan pada hari Dongzi (冬 至 tang cik) kurang sesuai dengan kepentingan rakyat banyak yang hidup sebagai petani. Sebagai penghormatan kepada Nabi Kongzi, perhitungan tahun pertama Kalender Imlek ditetapkan oleh Kaisar Han Wu Di dihitung sejak kelahiran Nabi Kongzi yaitu tahun 551 s.M. Itulah sebabnya Kalender Imlek lebih awal 551 tahun dibanding Kalender Masehi. Jika sekarang Kalender Masehi bertahun 2010, maka Kalender Imlek bertahun 2010 + 551 = 2561. Demikianlah penggunaan sistem penanggalan Dinasti Xia menjadi suatu lambang kemenangan perjuangan dan semangat umat Ru di dalam mengembangkan ajaran Nabi Kongzi.
Semenjak zaman dinasti Han, meskipun dinasti yang satu runtuh diganti dengan dinasti yang lain, sistem penanggalan resmi di Tiongkok tidak berubah sampai akhir Dinasti Manqing / 满 清 (1911 M) ketika sistem penanggalan resmi diubah oleh pemerintah Republik Tiongkok menjadi Yang Lik atau penanggalan Masehi.
Sementara Bratayana Ongkowijaya,SE menjelaskan tentang Dasar dan Makna Persembahyangan pada Penanggalan Imlek. Dasar dan makna akan Shi (示) = Peribadahan dalam Iman agama Khonghucu (Ru Jioa) yang sepintas banyak dikenal hanya dari segi filosofi, padahal satu perbedaan pokok antara agama dan filsafat adalah perihal ibadah itu dan untuk agama Khonghucu makin nyata karena banyak orang memperlajari filsafatnya tapi tidak terikat pada iman dan ibadahnya.
Shi (示) dalam kamus Wen Yan dan Shuo Wen disebutkan sebagai akar huruf untuk menunjukkan hal yang berkenaan dengan peribadahan, doa dan harapan, serta hal yang berhubung atau bersifat spritual.
Huruf Shen (神) adalah huruf yang menunjuk akan sifat Tian sebagai Maha Rokh, berarti pula Rokh itu sendiri, juga dalam turunannya bisa bermakna malaikat, para suci, bisa pula berarti jiwa / kekuatan hidup manusia yang bersifat rohani.
Selanjutnya, huruf Di yang terdiri dari radikal Shi (示) dan Di (帝) = Tian sebagai khalik dan penguasa semesta, dipakai untuk menyebut Sembahyang Kepada Tian di jaman kuno, hal ini terus berlangsung hingga jaman dinasti Xia (2205 s.M – 1766 s.M) dan pada zaman Dinasti Shang (1766 s.M-1122 s.M) yang diselenggarakan sebagai Sembahyang Besar Lima Tahun sekali dan dipimpin langsung oleh Kaisar yang berstatus sebagai Tian Zi / 天 子 / Putra Tian, baru pada zaman pertengahan Dinasti Shang yang diberi nama lain Yin (殷) ditambahkan upacara sembahyang Xia dalam kurun tiga tahun sekali dengan penambahan nilai ibadah kepada leluhur disamping Tian sebagai Maha Lelehur umat manusia, inilah sejarah pengertian panggilan ibadah kepada Tian yang berlanjut kepada Iman Tian sebagai Maha Leluhur dan keyakinan Iman di antara Tian dan Manusia ada orang tua = leluhur menjadi dasar persembahyangan ke hadirat Tian dan leluhur yang menjadi pokok dasar Iman umat Ru Jiao dalam peribadahannya. Pada zaman dinasti Zhou (1122 s.M – 255 s.M), istilah Di ini diperluas dan digunakan sebagai sebutan untuk semua acara Sembahyang Besar yang diselenggarakan pada Keempat Musim sepanjang tahun, dan pada akhirnya ini lebih jauh menjadi dimaknakan sebagai sembahyang besar kepada leluhur.
Makalah seminar terakhri dibawakan Suhu Tan (Budiyono Tantrayoga) dengan tema Pengaruh Elemen Macan Kayu 2561 / 2010 Bagi Kehidupan. Dijelaskan oleh Suhu Tan tentang perpaduan elemen di tahun macan kayu, bahwa karakter macan di tahun 2010 akan di warnai oleh perpaduan elemen langit, bumi dan elemen perubahan yang cukup menarik. Logam Positif yang sangat keras sedang berkuasa di elemen langit tahun 2010. Elemen langit inilah yang secara umum dipakai sebagai penentu karakter shio yang berjalan sehingga tidak heran bila banyak yang menamakan tahun 2010 ini sebagai tahun macan logam positf. Padahal ini baru rujukan akan keberadaan elemen langit yang berkuasa ditahun 2010. Ungkapan macan logam positif ini baru wujud dari elemen langit semata belum merupakan elemen perubahan yang sebenarnya. Elemen perbahan ini terjadi karena adanya interaksi antara elemen langit dan elemen bumi. Dan untuk mendapatkan elemen perubahan ini diperlukan suatu perhitungan yang tidak mudah, meliputi interaksi antara elemen langit dan elemen bumi dari setiap elemen tahun yang berjalan. Elemen bumi di tahun 2010 kali didominasi oleh kekuatan elemen kayu positif yang sangat menonjol. Interaksi dari kedua tatanan elemen ini, langit dan bumi 2010, menghasilkan elemen perubahan (menjadi elemen yang berlaku dalam keseharian kita) yang perhitungannya untuk tahun 2010 menjadi kayu. Jadi, secara holistic sesungguhnya tahun 2010 adalah Tahun Macan Kayu.
Print this page
Drs.Uung Sendana membawakan makalah Sejarah Penanggalan Imlek. Ada beberapa sebutan untuk penanggalan Imlek. Nama aslinya ialah Xia Li (夏 历) atau penanggalan Dinasti Xia (夏). Dinamai Xia Li karena dinasti Xia (2205 – 1766 s.M.) adalah yang pertama-tama tercatat menggunakan penanggalan ini. Nama sebutan lain ialah Nong Li (农历), artinya Penanggalan Petani, karena Tahun Barunya dimulai saat menjelang musim semi, dan perhitungan-perhitungan musimnya sangat cocok untuk para petani. Dinamai pula Kongzi Li (孔历) atau Penanggalan Nabi Kongzi karena penggunaannya kembali secara resmi sejak jaman Kaisar Wu 武 (140 – 86 s.M) dari dinasti Han / 汉 (206 s.M. – 220 M) adalah berdasarkan sabda Nabi Kongzi. Mengapa Nabi Kongzi (551 s.M – 479 s.M) sampai mengucapkan sabda itu dan bagaimana Kaisar Han Wu Di (汉武 帝) sampai menetapkan sebagai penanggalan resmi?
Nabi Kongzi yang hidup pada jaman dinasti Zhou / 周 (1122 – 255 s.M) merasa sistem penanggalan dinasti Zhou yang Tahun Barunya ditetapkan pada hari Dongzi (冬 至 tang cik) kurang sesuai dengan kepentingan rakyat banyak yang hidup sebagai petani. Sebagai penghormatan kepada Nabi Kongzi, perhitungan tahun pertama Kalender Imlek ditetapkan oleh Kaisar Han Wu Di dihitung sejak kelahiran Nabi Kongzi yaitu tahun 551 s.M. Itulah sebabnya Kalender Imlek lebih awal 551 tahun dibanding Kalender Masehi. Jika sekarang Kalender Masehi bertahun 2010, maka Kalender Imlek bertahun 2010 + 551 = 2561. Demikianlah penggunaan sistem penanggalan Dinasti Xia menjadi suatu lambang kemenangan perjuangan dan semangat umat Ru di dalam mengembangkan ajaran Nabi Kongzi.
Semenjak zaman dinasti Han, meskipun dinasti yang satu runtuh diganti dengan dinasti yang lain, sistem penanggalan resmi di Tiongkok tidak berubah sampai akhir Dinasti Manqing / 满 清 (1911 M) ketika sistem penanggalan resmi diubah oleh pemerintah Republik Tiongkok menjadi Yang Lik atau penanggalan Masehi.
Sementara Bratayana Ongkowijaya,SE menjelaskan tentang Dasar dan Makna Persembahyangan pada Penanggalan Imlek. Dasar dan makna akan Shi (示) = Peribadahan dalam Iman agama Khonghucu (Ru Jioa) yang sepintas banyak dikenal hanya dari segi filosofi, padahal satu perbedaan pokok antara agama dan filsafat adalah perihal ibadah itu dan untuk agama Khonghucu makin nyata karena banyak orang memperlajari filsafatnya tapi tidak terikat pada iman dan ibadahnya.
Shi (示) dalam kamus Wen Yan dan Shuo Wen disebutkan sebagai akar huruf untuk menunjukkan hal yang berkenaan dengan peribadahan, doa dan harapan, serta hal yang berhubung atau bersifat spritual.
Huruf Shen (神) adalah huruf yang menunjuk akan sifat Tian sebagai Maha Rokh, berarti pula Rokh itu sendiri, juga dalam turunannya bisa bermakna malaikat, para suci, bisa pula berarti jiwa / kekuatan hidup manusia yang bersifat rohani.
Selanjutnya, huruf Di yang terdiri dari radikal Shi (示) dan Di (帝) = Tian sebagai khalik dan penguasa semesta, dipakai untuk menyebut Sembahyang Kepada Tian di jaman kuno, hal ini terus berlangsung hingga jaman dinasti Xia (2205 s.M – 1766 s.M) dan pada zaman Dinasti Shang (1766 s.M-1122 s.M) yang diselenggarakan sebagai Sembahyang Besar Lima Tahun sekali dan dipimpin langsung oleh Kaisar yang berstatus sebagai Tian Zi / 天 子 / Putra Tian, baru pada zaman pertengahan Dinasti Shang yang diberi nama lain Yin (殷) ditambahkan upacara sembahyang Xia dalam kurun tiga tahun sekali dengan penambahan nilai ibadah kepada leluhur disamping Tian sebagai Maha Lelehur umat manusia, inilah sejarah pengertian panggilan ibadah kepada Tian yang berlanjut kepada Iman Tian sebagai Maha Leluhur dan keyakinan Iman di antara Tian dan Manusia ada orang tua = leluhur menjadi dasar persembahyangan ke hadirat Tian dan leluhur yang menjadi pokok dasar Iman umat Ru Jiao dalam peribadahannya. Pada zaman dinasti Zhou (1122 s.M – 255 s.M), istilah Di ini diperluas dan digunakan sebagai sebutan untuk semua acara Sembahyang Besar yang diselenggarakan pada Keempat Musim sepanjang tahun, dan pada akhirnya ini lebih jauh menjadi dimaknakan sebagai sembahyang besar kepada leluhur.
Makalah seminar terakhri dibawakan Suhu Tan (Budiyono Tantrayoga) dengan tema Pengaruh Elemen Macan Kayu 2561 / 2010 Bagi Kehidupan. Dijelaskan oleh Suhu Tan tentang perpaduan elemen di tahun macan kayu, bahwa karakter macan di tahun 2010 akan di warnai oleh perpaduan elemen langit, bumi dan elemen perubahan yang cukup menarik. Logam Positif yang sangat keras sedang berkuasa di elemen langit tahun 2010. Elemen langit inilah yang secara umum dipakai sebagai penentu karakter shio yang berjalan sehingga tidak heran bila banyak yang menamakan tahun 2010 ini sebagai tahun macan logam positf. Padahal ini baru rujukan akan keberadaan elemen langit yang berkuasa ditahun 2010. Ungkapan macan logam positif ini baru wujud dari elemen langit semata belum merupakan elemen perubahan yang sebenarnya. Elemen perbahan ini terjadi karena adanya interaksi antara elemen langit dan elemen bumi. Dan untuk mendapatkan elemen perubahan ini diperlukan suatu perhitungan yang tidak mudah, meliputi interaksi antara elemen langit dan elemen bumi dari setiap elemen tahun yang berjalan. Elemen bumi di tahun 2010 kali didominasi oleh kekuatan elemen kayu positif yang sangat menonjol. Interaksi dari kedua tatanan elemen ini, langit dan bumi 2010, menghasilkan elemen perubahan (menjadi elemen yang berlaku dalam keseharian kita) yang perhitungannya untuk tahun 2010 menjadi kayu. Jadi, secara holistic sesungguhnya tahun 2010 adalah Tahun Macan Kayu.
Print this page 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH