Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Seminar Pendidikan Perguruan Setia Bhakti 2011

Reporter : Tan Sudemi

Perguruan Setia Bhakti  sebagai Sekolah Confucius bertempat di Jalan Ki Samaun No.171 Kota Tangerag pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011 menggelar Seminar Pendidikan Dalam Rangka  Memperinganti Hari Pendidikan Dunia 2011 (World Education Day 2011) mengangkat tema Ada Pendidikan Tiada Perbedaan. Hari Pendidikan Dunia diperingati setiap tanggal 27 September. Perguruan Setia Bhakti sebagai bagian dari Perkumpulan Boen Tek Bio adalah Sekolah Confucius 忠孝 yang didirikan pada tahun 1973 oleh para tokoh-tokoh Agama Khonghucu di Kota Tangerang. Sekolah ini terdiri dari Kelompok Bermain-Taman Kanak-kanak-Sekolah Dasar-Sekolah Menengah Pertama-Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah Menengah Atas Unggul Setia Bhakti. Acara ini dihadiri Pengurus beserta jajaran Perkumpulan Boen Tek Bio, Pengurus Khongcu Bio, Perwakilan MATAKIN ( Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia ) seminar ini dihadiri ± 100 tamu undangan.

Acara ini dimulai sekitar jam 09.00 WIB di tandai gerimis kecil mengundang, pembukaan do’a secara Agama Khonghucu dibawakan oleh Ks.Lukman. Bapak Dedy Hidayat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Perguruan Setia Bhakti dalam sambutannya mengemukakan bahwa  acara ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan motivasi dan wawasan bagi para guru dan pegawai Perguruan Setia Bhakti. Sepantasnya acara ini diselenggarakan di Perguruan Setia Bhakti sebagai sebuah Sekolah Confucius,  dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Dunia yang mana Nabi Agung Kong Zi dijadikan sebagai Guru Agung  di dunia pendidikan diperingati  diseluruh dunia. Sementara acara keagamaan untuk memperingati Hari Lahir Nabi Agung kong Zi dilaksanakan di Khongcu Bio bulan Peh Gwee 27 Imlek  atau 24 September bertempat di Jalan Ki Samaun No.145 Kota Tangerang.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio, Bapak Udayasakhya Halim, mengutip Sabda Nabi Agung Kong Zi, “Merawat dan mendidik tidak sungguh-sungguh adalah kesalahan Orang tua. Mendidik tidak dengan sepenuh hati itu kesalahan guru.”
Orang tua zaman sekarang hanya ingat merawat anak saja tapi mereka lupa bagaimana cara mendidik anak, demikian disampaikan Bapak Udayasakhya Sakhya Halim.

Dalam seminar ini dihadirkan dua narasumber yakni Bapak Udayanimmalatta Halim, pendiri dari King’s English, Sekolah Prince's dan pada tahun 2010 mendirikan Museum Benteng Heritages berlokasi di Pasar Lama Kota Tangerang , museum ini akan diresmikan pada tanggal 11-11-2011. Bapak Udayanimalata Halim memberikan pencerahan mengenai bagaimana cara meraih karier dengan sukses.
Dikisahkan ada seorang  jendral perang Meksiko mengalami kekalahan perang, sang jendral bersembunyi di sebuah gua penuh keputusasaannya. Dalam keputusasaannya jendral itu melihat seekor laba-laba loncat kesana loncat kemari dan sekali loncat laba-laba itu jatuh. Loncatan laba-laba ke kiri ke kanan serta ke atas dan kebawah, membentuk sebuah sarang laba-laba yang cukup  besar.
Keesokan pagi musuh mengejar dan mencari  sang jendral, tibalah mereka di sebuah gua, para perwira perang berselisih pendapat, bahwa tidak mungkin jendral  itu sembunyi di gua yang ditutupi sarang laba-laba. Akhirnya jendral itu terselamatkan oleh sarang laba-laba tersebut.
Jendral itu berpikir dan merenung sepanjang malam akan kejaidan laba-laba yang kecil ini meski selalu jatuh tapi tetap bangun kembali dan membentuk sarang yang besar, sang jendral akhirnya mendapat pencerahan dari kejadian tersebut.  Keesokan sang jendral mengumpulkan seluruh prajuritnya, membangkitkan semangat mereka. Jendral  berkumpul bersama seluruh prajuritnya berdo’a memohon Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa agar mereka mencapai kemenangan. Kemudian Jendral itu menyatakan kepada seluruh prajuritnya, apabila koin ini saya lemparkan dan ternyata yang muncul adalah gambar cawan maka kita akan menang dan ternyata lemparan koin itu adalah cawan, seluruh  prajurit menyambut dengan penuh kegembiraan dan yakin bahwa Tuhan akan membantu mereka. Sang Jendral menyatakan Tuhan memberikan akal budi kepada kita, nasib ada ditangan kita, kitalah yang harus mengubah nasib untuk meraih kemangan, Tuhan tidak akan mengubah nasib kita. Satu hal yang unik dilakukan oleh sang jendral mengubah sisi kiri dan kanan koin dengan gambar yang sama yang tidak diketahui para prajuritnya.
Demikian kisah yang disampaikan Bapak Udayanimmalatta Halim dengan penuh semangat yang disambut dengan wajah ceriah para peserta seminar.

Pada sesi ke dua dengan narasumber Bapak Drs.Oeng Rosliana,MM, beliau adalah Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Republik Indonesia dan seorang muslim,.  sangat terkesan dengan Perguruan Setia Bhakti Sekolah Confucius, terutama kagumnya terhadap lukisan riwayat perjalanan Nabi Agung Kong Zi yang terletak di ruang Mini Teater Perguruan Setia Bhakti. Bapak Rosliana pernah berkunjung ke Republik Rakyat Tiongkok dan mengunjungi SMK dibeberapa kota seperti Kota Guangzhou tidak menemukan lukisan Guru Agung Kong Zi , meminta kepada Ibu M.Sri Jastuti untuk menceritakan pembuatan lukisan dinding tersebut, Ibu M.Sri Jastuti , guru senior sejak berdirinya Sekolah Setia Bhakti, saat ini menjabat sebagai bidang kesiswaan Perguruan Setia Bhakti. Lukisan Dinding Riwayat Nabi Kong Zi dibuat pada periode kepemimpinan Bunsu Budi Tamtomo tahun 1998, adalah Eko Prayitno sahabat dari Bunsu Budi Tamtomo, diminta untuk menyelesaikan lukisan dinding tersebut dalam tempo tiga bulan. Ini adalah sebuah amanat yang harus diperhatikan oleh Pengurus Perguruan Setia Bhakti, karena lukisan ini tidak dibuat dalam sehari melainkan dikerjakan oleh sang pelukis dari pagi hingga larut malam demkian sekelumit kisah yang disampaikan oleh Ibu Sri Jastuti dengan penuh rasa haru yang disambut tepuk tangan meriah dari peserta seminar.  Bapak Rosliana meminta kepeda Pengurus Perguruan Setia Bhakti bisa menjaga dan merawat dengan baik dan menjadikan lukisan ini sebagai ikon Perguruan Setia Bhakti, karena lukisan ini mengandung filosifi yang universal bagi kita semua.
Ada rencana dari Pengurus Perguruan Setia Bhakti bahwa ruang mini teater ini akan dibongkar dan dibangun gedung baru untuk memperluas ruang kelas dan ruang kegiatan siswa.
Bapak Oeng Rosliana, dalam seminar ini berbagi Sharing pengalaman bagaimana cara mengelelo Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Menurut beliau ada dua belas kriteria yang harus dicapai untuk menuju RSBI  antara lain meraih sertifikat manajemen mutu, pembelajaran bilingual, website dwi bahasa, memiliki standar workshop, memiliki kerjasama industri baik dalam negeri maupun luar negeri, mengembangkan sekolah berwawasan lingkungan (green school), memiliki ICT center, memasarkan tamatan ke luar negeri.

Seminar ini berakhir sekitar jam 14:30 WIB, dengan memberikan penyerarahan penghargaan untuk nara sumber dan door prize untuk peserta seminar dan diakhiri dengan do’a oleh Ks.Lukman. 



Ketua Bidang Pendidikan Perguruan Setia Bhakti, Bapak Dedy Hidayat

Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio, Bapak Udayasakhya Halim


Paduan Suara SMK Setia Bhakti


Peserta Seminar


Bapak Udayanimmalatta Halim (memakai mic) sedang Memberikan Pencerahan



Ibu Sri Jastuti menceritakan asal usul lukisan Nabi Kong Zi


dari sebelah kiri Bapak Eko Prayitno dan Bapak Oeng Rosliana



Salah satu lukisan dinding Nabi Agung Kong Zi (dibawah) di Ruang Mini Teater



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH