Home Tentang Kami Kontak Kami Donasi E-Book

Perayaan Tahun Baru Imlek 2563

Reporter : Tan Suemi
Foto : Riano
Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2563 di JCC ,Jakarta,  Jum'at, 03 Februari 2012 dengan Tema “Insan Beriman dan  Luhur Budi, Hidup Rukun Meski Berbeda". Dalam perayaan Tahun Baru Imlek yang diselenggarakan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono. Selain itu, tampak hadir Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Menteri Kehakiman dan HAM Amir Syamsuddin, Menteri Agama Suryadharma Alie, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur DKI Fauzi Bowo serta Pejabat Negara lainnya dan Ketua Matakin Wawan Winarta. Peringatan tersebut merupakan yang ketiga belas kali dilaksanakan sejak Tahun Baru Imlek dinayatakan sebagai hari libur.

Dalam sambutannya, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Wawan Winarta menyatakan, Pemerintah selama ini telah memberikan penghargaan terhadap umat Khonghucu dan berupaya menuntaskan masalah hak sipil yang dialami umat Khonghucu. Namun hingga saat ini umat Khonghucu masih mendapatkan kendala dalam mata pelajaran Agama Khonghucu di sekolah dan beberapa perguruan tinggi.


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  dalam sambutannya menyebutkan, perayaan Tahun Baru Imlek bukan hanya menjadi milik umat Khonghucu dan masyarakat Tionghoa. Namun menjadi pesta rakyat di seluruh pelosok tanah air. Misalnya dengan atraksi barongsai, aneka ragam lampion, dan beragam asesori budaya etnis Tionghoa. 


Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hal itu menunjukkan kuatnya kebersamaan sebagai bangsa yang multikultural. "Persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa, tidak boleh terganggu dan tidak boleh terpisahkan oleh perbedaan etnis dan perbedaan agama yang kita yakini," tandasnya.

Selain itu, sikap saling menghormati dan tenggang rasa harus dikedepankan. "Di antara sesama warga bangsa, tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih penting. Sebesar apapun perbedaan kita sebagai manusia, kita tidak boleh menyebarkan kebencian, apalagi dengan menggunakan kekerasan," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam kesempatan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyinggung masalah upah bagi buruh dan pekerja  yang layak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak untuk mengedepankan prinsip keadilan kepada buruh.

"Saudara-saudara yang bergerak di dunia usaha, dari komunitas dan kalangan manapun, sekali lagi saya mengajak saudara-saudara untuk memberikan penghargaan kepada para buruh dengan mengedepankan sisi keadilan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya.

Dia berharap, kalangan dunia usaha dapat menyesuaikan upah buruh sesuai dengan kemampuan dan skala perusahaan. "Alangkah tidak adilnya, jika perusahaan terus meningkat dengan keuntungan berlipat, tetapi para buruhnya tidak meningkat kesejahteraan dan penghasilannya," urai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kita tidak boleh hanya menunggu para buruh harus terus-menerus menuntut keadilan," imbuhnya. Kondisi perekonomian yang membaik dan dunia usaha yang terus tumbuh, harus diikuti dengan kesejahteraan buruh. Kalangan dunia usaha dan buruh, kata Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, bisa bekerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.



Persembahyangan dalam rangka Perayaan Tahun Baru Imlek 2563

Siswa-siswi SMK Setia Bhakti Kota Tangerang
mengikuti Perayaan Tahun Baru  Imlek di JCC Jakarta

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan
sambutan Perayaan Tahun Baru  Imlek 2563

Aktraksi Kesenian 
print this page Print this page

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH