Dikisahkan ada seseorang yang bekerja di sebuah toko, yang bernama Han. Ia telah puluhan tahun mengabdi kepada seorang majikan toko. Tetapi akhir-akhir ini kondisi tubuh Han menurun, sering sakit-sakitan.
suatu Ketika datanglah seorang teman lama dari pemilik toko, teman ini dikenal punya keahlian membaca / melihat nasib seseorang hanya dari melihat raut wajahnya saja.
Saat itu si peramal diam-diam melihat / meneliti raut wajah Han, lalu dengan berbisik ia menyarankan ke si pemilik toko agar Han diberhentikan saja dan diberi uang pesangon yang banyak karena ia meramal nasib Han ini akan meninggal dalam waktu yang tidak terlalu lama, tidak sampai setengah tahun.
Pemilik toko yang mengetahui keahlian si peramal dan seringkali terbukti ramalannya, sangat percaya dengan kata-kata si peramal dan memberi pesangon yang sangat banyak pada Han.
Karena Han sendiri merasa kondisi tubuhnya akhir-akhir ini menurun, maka ia memutuskan untuk kembali ke desa untuk beristirahat dan agar dekat dengan keluarganya di desa.
Dalam perjalanannya kembali ke desa, pada suatu tempat, dilihatnya ada seorang ibu yang sedang hamil besar sedang mencoba gantung diri / bunuh diri di sebuah pohon, buru-buru Han berteriak dan didekatinya ibu tersebut,lalu ditanya mengapa sampai berani melakukan perbuatan dosa tersebut.
Ibu yang sedang hamil tua dengan menangis sedih menjawab bahwa dia benar-benar sudah putus asa, suami telah tiada, hidupnya serba kekurangan, banyak hutang pada tetangga-tetangga, ditambah lagi saat ini anaknya sedang sakit dan tiada biaya untuk mengobati, sudah berusaha dengan segala cara yang ada, intinya ibu sudah tidak punya daya lagi untuk mendapatkan uang untuk mengobati anaknya.
Han yang mendengar ratapan ibu, dapat merasakan penderitaan dan keputusasaan ibu, dalam hatinya ia berkata, bagaimana seandainya saya sendiri yang mengalami hal itu, saat ini saya tidak punya tanggungan keluarga, istri maupun anak. Saya masih mampu bekerja untuk hidup saya, maka ia lalu memutuskan untuk memberikan sebagian besar pesangon yang diperolehnya kepada si ibu agar dapat mengobati anaknya dan sisanya untuk modal usaha agar kehidupan si ibu jadi lebih baik.
Selanjutnya Han melanjutnya perjalanan dengan perasaan riang, sama sekali tidak kelihatan ia sedih karena uangnya tinggal sedikit, Han merasa senang dapat menolong si ibu sehingga tidak jadi bunuh diri.
Beberapa tahun kemudian, oleh karena ada suatu keperluan, Han pergi ke kota,disana ia bertemu lagi dengan si peramal yang masih ingat akan Han dan peramal tersebut terheran-heran ketika melihat Han masih hidup, lebih-lebih lagi peramal tersebut sudah tidak menemukan lagi tanda-tanda bahwa Han akan berumur pendek.
Karena penasaran ramalannya kali ini meleset, maka peramal tersebut bertanya kepada Han, apa saja yang dilakukan atau adakah kejadian saat Han kembali ke desa, Han menjawab: "Oh ya ada". Lalu diceritakannya pertemuannya dengan si ibu,oh, begitu kiranya, peramal itu baru mengerti mengapa ramalannya kali ini meleset, kemudian sambil menepuk-nepuk bahu Han, peramal itu berkata, "Selamat!", saudara orang yang baik,maka beroleh berkah Tian.
Peramal tersebut kemudian pergi meninggalkan Han yang berbengong-bengong tidak mengerti maksud perkataan peramal tersebut, kemudian sambil angkat bahu, Han pun pergi ke tempat yang ditujunya.
Kesimpulan :
Makna yang dapat diambil dari cerita ini,bahwa Tian telah berkenan melimpahkan rahmatNya pada Han, dengan merubah nasib Han menjadi berumur panjang.
Atas kebajikan besar yang telah dilakukannya tanpa mengutamakan / memikirkan kepentingannya sendiri, karena dalam tindakannya tersebut ia telah menyelamatkan 3 nyawa sekaligus yaitu ibu, anak yang dikandungnya, dan anak ibu yang sedang sakit tersebut. Sungguh hanya dengan kebajikan Tian berkenan.
Sumber : Pendidikan Agama Khonghucu untuk SMP Kelas VIII, Depdikbud.2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH