Jakarta,
Sabtu, 23 Sepetember 2017
Pendopo Balai Kota diramaikan oleh 600 siswa-siswi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
TK, SD dan SMP dari enam Majelis Agama yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha dan Khonghucu dengan masing-masing majelis agama membawa 100 anak dan 10 orang pendamping.
Pertunjukan seni dan budaya ini diadakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) Provinsi DKI Jakarta bersama Indonesia Bangkit. Kegiatan ini diisi oleh
anak-anak dari bernagai agama dan dihadiri Bapak Gubernur DKI Jakarta, Drs.H.Djarot
Saiful Hidayat,.M.S. dan Nyonya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, para tokoh dari keenam
agama dan undangan lain.
Js.Liem Liliany Lontoh Ketua MATAKIN Provinsi DKI Jakarta |
JS. Liem Liliany Lontoh, Ketua
MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) Provinsi DKI Jakarta mengatakan kehidupan yang damai dan harmonis hanya
dapat tercipta apabila semua pemeluk agama saling menghormati dan bekerja sama
dengan dasat bahwa semua agama mengajarkan cinta kasih dan semua manusia adalah
saudara. Oleh karena semua manusia berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kehidupan dunia dalam perdamaian agung dapat tercipta. Pembinaan
diri sebagai pokok dimulai dari diri sendiri, dengan meneliti hakekat tiap perkara dapat cukuplah pengetahuannya; dengan cukup pengetahuannya akan dapatlah mengimankan tekadnya; dengan tekad yang beriman akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan dapatlah membina dirinya; dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah tangganya; dengan rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur negerinya; dan dengan negeri yang teratur akan dapat dicapai damai di dunia (Da Xue Bab Utama : 5)
Acara semacam ini sangat baik, FKUB melibatkan anaka-anak karena dari masa kanak-kanak sudah diajarkan kebersamaan di dalam keberagaman sehingga apapun agama teman-temannya itu tidak menjadi masalah karena mereka bersaudara, mereka bisa bermain dan bergembira bersama dengan teman-teman dari sekolah lain dan agama lain.
Acara semacam ini sangat baik, FKUB melibatkan anaka-anak karena dari masa kanak-kanak sudah diajarkan kebersamaan di dalam keberagaman sehingga apapun agama teman-temannya itu tidak menjadi masalah karena mereka bersaudara, mereka bisa bermain dan bergembira bersama dengan teman-teman dari sekolah lain dan agama lain.
Sebagai generasi penerus
bangsa tentunya kita semua berharap generasi penerus kita harus lebih baik dari
generasi sekarang atau terdahulu sehingga Indonesia benar-benar bangkit
menjadi negara yang kuat, adil dan makmur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dikatakan lembaga pendidikan merupakan lembaga paling strategis untuk
mengembangkan sikap saling menghargai, hidup rukun, saling peduli, toleransi,
kerja sama, katanya karena pendidikan sangat penting bagi seluruh umat manusia,
tekun belajar tanpa henti mencari hakekat setiap perkara.
Sabda Nabi Kongzi bahwa ''ada
pendidikan tiada perbedaan'', apabila generasi penerus semuanya mempunyai
pendidikan tentu kita akan menjadi negara yang maju dan kaya. Banyak-banyaklah
belajar, kurang jelas tanyakanlah, berpikirlah hati-hati, uraikanlah sejelas-jelasnya laksanakan dengan setulus hati (Zhong Yong Bab XIX :19)
Sementara itu Romo Antonius
Suyadi, tokoh agama, anggota FKUB yang mewakili Katolik menegaskan
situasi toleransi agama di DKI Jakarta selama ini berjalan dengan baik. Kalau
toh itu ada mungkin hanya karena gesekan gesekan kecil. Sebagai masyarakat
plurailis di DKI Jakarta, pihaknya mengatakan Katolik juga selalu berusaha
untuk melakukan upaya-upaya perjumpaan sehingga terus terpupuk rasa persatuan.
"Kita semua mengakui bahwa mungkin kita semua belum terlalu terbuka dalam
dialog bersama dan sekiranya dengan adanya SABDA, bisa melahirkan agen
perdamaian yang andal membawa 'virus' perdamaian bagi seluruh masyarakat,'' kata
imam yang bertugas di paroki St. Yakobus, Kelapa Gading ini.
Kontribusi Berita Agung/ Konrad
Mangu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH